Uncategorized

Sesungguhnya Allah Beserta Kita

Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling mulia, bahkan dikatakan ia adalah manusia termulia setelah para nabi dan rasul. Keutamannya adalah sesuatu yang melegenda, hal itu diketahui oleh kalangan awam sekalipun. Membaca kisah perjalanan hidupnya seakan-akan kita merasa hidup di dunia hayal, apa benar ada orang seperti ini pernah menginjakkan kaki di bumi? Apalagi di zaman kita saat ini, memang manusia teladan sudah sulit terlestari.

Namun seiring pergantian masa dan perjalanan hidup manusia, ada segelintir orang atau kelompok yang mulai mencoba mengkritik perjalanan hidup Abu Bakar ash-Shiddiq setelah Allah dan Rasul-Nya memuji pribadinya. Allah meridhainya dan menjanjikan surga untuknya, radhiallahu ‘anhu.

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 100)

Kritik tersebut mulai berpengaruh pada jiwa-jiwa yang mudah tertipu, kepada hati yang lalai, dan kepada pribadi-pribadi yang memiliki hasad kepada generasi pertama.

Kali ini kita tidak sedang menceritakan kepribadian Abu Bakar secara utuh, karena hal itu sulit diceritakan di tulisan yang singkat ini. Tulisan ini akan menyuplikkan sebagian teks-teks syariat yang menjelaskan tentang kemuliaan Abu Bakar.

Nasab dan Karakter Fisiknya

Nama Abu Bakar adalah Abdullah bin Utsman at-Taimi, namun kun-yahnya (Abu Bakar) lebih populer dari nama aslinya sendiri. Ia adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasyi at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Luai.

Ibunya adalah Ummu al-Khair, Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im. Dengan demikian ayah dan ibu Abu Bakar berasal dari bani Ta-im.

Ummul mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anhu menuturkan sifat fisik ayahnya, “Ia seorang yang berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya, wajahnya selalu berkeringat, hitam matanya, dahinya lebar, tidak bisa bersaja’, dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai inai atau katam (Thabaqat Ibnu Sa’ad, 1: 188).

Adapun akhlak Abu Bakar, ia adalah seorang yang terkenal dengan kebaikan, keberanian, sangat kuat pendiriannya, mampu berpikir tenang dalam keadaan genting sekalipun, penyabar yang memiliki tekad yang kuat, dalam pemahamannya, paling mengerti garis keturunan Arab, orang yang bertawakal dengan janji-janji Allah, wara’ dan jauh dari kerancuan pemikiran, zuhud, dan lemah lembut. Ia juga tidak pernah melakukan akhlak-akhlak tercela pada masa jahiliyah, semoga Allah meridhainya.

Sebagaimana yang telah masyhur, ia adalah termasuk orang yang pertama memeluk Islam.

Keutamaan Abu Bakar

– Orang yang Rasulullah Percaya Untuk Menemaninya Berhijrah ke Madinah

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”. (QS. At-Taubah: 40)

Dalam perjalanan hijrah ini, Abu Bakar menjaga, melayani, dan memuliakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia mempersilahkan Rasul untuk beristirahat sementara dirinya menjaganya seolah-olah tidak merasakan letih dan butuh untuk istirahat.

Anas bin Malik meriwayatkan dari Abu Bakar, Abu Bakar mengatakan, “Ketika berada di dalam gua, aku berkata kepada Rasulullah, ‘Sekiranya orang-orang musyrik ini melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat’. Rasulullah menjawab, ‘Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengan dua orang manusia sementara Allah menjadi yang ketiga (maksudnya Allah bersama dua orang tersebut)’. Rasulullah menenangkan hati Abu Bakar di saat-saat mereka dikepung oleh orang-orang musyrikin Mekah yang ingin menangkap mereka.

– Sebagai Sahabat Nabi yang Paling Dalam Ilmunya

Abu Said al-Khudri mengatakan, “Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan para sahabatnya dengan mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa yang ada di sisi-Nya, dan hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah’.

Kata Abu Sa’id, “(Mendengar hal itu) Abu Bakar menangis, kami heran mengapa ia menangis padahal Rasulullah hanya menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan. Akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut tidak lain adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri. Abu Bakar-lah yang paling mengerti serta berilmu di antara kami. Kemudian Rasulullah melanjutkan khutbahnya,

“Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan memilih kekasih selain Rabbku, pasti aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya.”

– Kedudukan Abu Bakar di Sisi Rasulullah

Dari Amr bin Ash, Rasulullah pernah mengutusku dalam Perang Dzatu as-Salasil, saat itu aku menemui Rasulullah dan bertanya kepadanya, “Siapakah orang yang paling Anda cintai?” Rasulullah menjawab, “Aisyah.” Kemudian kutanyakan lagi, “Dari kalangan laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Bapaknya (Abu Bakar).”

– Saat Masih Hidup di Dunia, Abu Bakar Sudah Dipastikan Masuk Surga

Abu Musa al-Asy’ari mengisahkan, suatu hari dia berwudhu di rumahnya lalu keluar menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Musa berangkat ke masjid dan bertanya dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dijawab bahwa Nabi keluar untuk suatu keperluan. Kata Abu Musa, “Aku pun segera pergi berusaha menysulunya sambil bertanya-tanya, hingga akhirnya beliau masuk ke sebuah kebun yang teradapat sumur yang dinamai sumur Aris. Aku duduk di depan pintu kebun, hingga beliau menunaikan keperluannya.

Setelah itu aku masuk ke kebun dan beliau sedang duduk-duduk di atas sumur tersebut sambil menyingkap kedua betisnya dan menjulur-julurkan kedua kakinya ke dalam sumur. Aku mengucapkan salam kepada beliau, lalu kembali berjaga di depan pintu sambil bergumam “Hari ini aku harus menjadi penjaga pintu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Tak lama kemudian datanglah seseorang ingin masuk ke kebun, kutanyakan, “Siapa itu?” Dia menjawab, “Abu Bakar.” Lalu kujawab, “Tunggu sebentar.” Aku datang menemui Rasulullah dan bertanya padanya, “Wahai Rasulullah, ada Abu Bakar datang dan meminta izin masuk.” Rasulullah menjawab, “Persilahkan dia masuk dan beritahukan padanya bahwa dia adalah penghuni surga.”

Penutup

Demikianlah Abu Bakar ash-Shiddiq dengan keutamaan-keutamaan yang ada padanya. Sebuah keistimewaan yang mungkin tidak pernah terlintas di benak kita, kita dijamin surga, menjadi kekasih Rasul, orang kecintaan Rasulullah, dan sahabat dekatnya. Lalu bagaimana bisa di hari ini ada orang yang merendahkan kedudukan beliau, setelah Allah dan Rasul-Nya memuliakan dia?

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkan kita dari sifat buruk yang merendahkan wali-Nya, menjadi musuh orang yang Dia cintai. Semoga Allah meridhai Abu Bakar ash-Shiddiq.

Bacaan Islami Lainnnya:

– Komik Pahlawan Islam Anas bin Nadhar
– Komik Mantan Napi Berulah Lagi
– Bantuan Dari Allah Saat Kesulitan
– 3 Hal Yang Dilakukan Saat Bangun Untuk Sahur
– Kenapa Dia Begitu Cinta Al-Qur’an

– Hindari Berkata Kotor
– Perang Melawan Hawa Nafsu
– Jangan Mencari Keburukan Orang
– Komik Islami Tentang Cinta
– Jomblo Halu Kepengen Punya Istri

– Komik Islami Pakai Yang Kanan
– Komik Islami Simple
– Jangan Benci Muslimah Bercadar
– Waspada 3 Pintu Menuju Neraka
– Kalau Sholat Jangan Lari Larian

– Perlunya Kerjasama Dalam Rumah Tangga
– Baju Koko Vs Jersey – Komik Islami
– Dunia Hanya Sementara
– Komik Islami Bahasa Inggris
– Komik Islami Tarawih Surat Pendek

– Kisah Pendek Khutbah Jum’at
– Menunggu Punahnya Corona
– Komik Pendek Islami
– Jangan Pernah Menunda Ibadah
– Komik Islami Hitam Putih

– Parno Karena Batuk Corona
– Komik Islami Doa Pejuang Nafkah
– Komik Islami Muslimah Memanah Dan Tahajud
– Komik Islami Hidup Bahagia
– Komik Islami Nasehat Dan Renungan
– Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia Yang Sebenarnya

Selamat Membaca.. Bantu Kami Dengan Donasi.. Dengan Kontak Businessfwj@gmail.com

Uncategorized

Abu Bakar Sangat Mencintai Rasulullah

Bercerita tentang pribadi Abu Bakar ash-Shiddiq seolah-olah tiada kata yang bisa menutupnya dan tiada tinta pena yang tercelup yang mampu mengakhirinya. Ia bukanlah seorang nabi, namun sosoknya adalah profil manusia yang luar biasa. Pada dirinya tergabung sifat kelemah-lembutan dan ketegasan, kasih sayang dan keberanian, ketenangan dan cepat serta tepat dalam mengambil keputusan, rendah hati dan kewibawaan, serta toleran namun mampu menghancurkan musuh. Beliau adalah orang yang paling kuat keimanannya setelah para nabi dan rasul. Dan beliau juga adalah orang yang paling mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kecintaan dan kesetiaannya kepada Nabi sangat tampak pada saat ia menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah.

Pada saat Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengizinkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah, para sahabat pun bersegera menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya untuk berhijrah. Mereka tinggalkan kampung halaman mereka menuju daerah yang sama sekali belum mereka kenal sebelumnya. Para sahabat, baik laki-laki atau perempuan, tua dan muda, dewasa maupun anak-anak, mereka beranjak dari Mekah menempuh perjalanan kurang lebih 460 Km menuju Madinah. Mereka melintasi pada gurun yang gersang dan tentu saja terik menyengat.

Di antara mereka ada yang menempuh perjalanan secara sembunyi-sembunyi, ada pula yang terang-terangan. Ada yang memilih waktu siang dan tidak sedikit pula yang menjadikan malam sebagai awal perjalanan.

Ibnu Hisyam mencatat, Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang bersegera memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya untuk berhijrah. Ia meminta izin kepada Rasulullah untuk berhijrah. Namun beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا تَعْجَلْ، لَعَلَّ اللهُ يَجْعَلُ لَكَ صَاحِبًا

“Jangan terburu-buru. Semoga Allah menjadikan untukmu teman (hijrah).”

Rasulullah berharap agar Abu Bakar menjadi temannya saat berhijrah menuju Madinah. Kemudian Jibril datang mengabarkan bahwa orang-orang Quraisy telah membulatkan tekad untuk membunuh beliau. Jibril memerintahkan agar tidak lagi menghabiskan malam di Mekah.

Nabi segera mendatangi Abu Bakar dan mengabarkannya bahwa waktu hijrah telah tiba untuk mereka. Aisyah radhiallahu ‘anha yang saat itu berada di rumah Abu Bakar mengatakan, “Saat kami sedang berada di rumah Abu Bakar, ada seorang yang mengabarkan kepada Abu Bakar kedatangan Rasulullah dengan menggunakan cadar (penutup muka). Beliau datang pada waktu yang tidak biasa”.

Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta izin untuk masuk, dan Abu Bakar mengizinkannya. Beliau bersabda, “Perintahkan semua keluargamu untuk hijrah”. Abu Bakar menjawab, “Mereka semua adalah keluargamu wahai Rasulullah”.

Rasulullah kembali mengatakan, “Sesungguhnya aku sudah diizinkan untuk hijrah”. Abu Bakar menanggapi, “Apakah aku menemanimu (dalam hijrah) wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Iya.”

Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunggu malam datang.

Pada malam hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari rumahnya yang sudah terkepung oleh orang-orang kafir Quraisy. Lalu Allah jadikan mereka tidak bisa melihat beliau dan beliau taburkan debu di kepala-kepala mereka namun mereka tidak menyadarinya. Beliau menjemput Abu Bakar yang tatkala itu sedang tertidur. Abu Bakar pun menangis bahagia, karena menemani Rasulullah berhijrah. Aisyah mengatakan, “Demi Allah! Sebelum hari ini, aku tidak pernah sekalipun melihat seseorang menagis karena berbahagia. Aku melihat Abu Bakar menangis pada hari itu”. Subhanallahu! Perjalanan berat yang mempertaruhkan nyawa itu, Abu Bakar sambut dengan tangisan kebahagiaan.

Kepahlawanan Abu Bakar Saat Hijrah

Pertama: Saat berada di Gua Tsaur.

Dalam perjalanan hijrah, Rasulullah tiba di sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Tsur atau Tsaur. Saat sampai di mulut gua, Abu Bakar berkata, “Demi Allah, janganlah Anda masuk kedalam gua ini sampai aku yang memasukinya terlebih dahulu. Kalau ada sesuatu (yang jelek), maka akulah yang mendapatkannya bukan Anda”. Abu Bakar pun masuk kemudian membersihkan gua tersebut. Setelah itu, Abu Bakar tutup lubang-lubang di gua dengan kainnya karena ia khawatir jika ada hewan yang membahayakan Rasulullah keluar dari lubang-lubang tersebut; ular, kalajengking, dll. Hingga tersisalah dua lubang, yang nanti bisa ia tutupi dengan kedua kakinya.

Setelah itu, Abu Bakar mempersilahkan Rasulullah masuk ke dalam gua. Rasulullah pun masuk dan tidur di pangkuan Abu Bakar. Ketika Rasulullah telah tertidur, tiba-tiba seekor hewan menggigit kaki Abu Bakar. Ia pun menahan dirinya agar tidak bergerak karena tidak ingin gerakannya menyebabkan Rasulullah terbangun dari istirahatnya. Namun, Abu Bakar adalah manusia biasa. Rasa sakit akibat sengatan hewan itu membuat air matanya terjatuh dan menetes di wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Rasulullah pun terbangun, kemudian bertanya, “Apa yang menimpamu wahai Abu Bakar?” Abu Bakar menjawab, “Aku disengat sesuatu”. Kemudian Rasulullah mengobatinya.

Kedua: Melindungi Nabi dari teriknya matahari.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Abu Bakar menceritakan hijrahnya bersama Nabi. Kami berjalan siang dan malam hingga tibalah kami di pertengahan siang. Jalan yang kami lalui sangat sepi, tidak ada seorang pun yang lewat. Kumelemparkan pandangan ke segala penjuru, apakah ada satu sisi yang dapat kami dijadikan tempat berteduh. Akhirnya, pandanganku terhenti pada sebuah batu besar yang memiliki bayangan. Kami putuskan untuk istirahat sejenak disana. Aku ratakan tanah sebagai tempat istirahat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, lalu kuhamparkan sehelai jubah kulit dan mempersilahkan beliau untuk tidur di atasnya. Istirahatlah wahai Rasulullah. Beliau pun beristirahat.

Setelah itu, aku melihat keadaan sekitar. Apakah ada seseorang yang bisa dimintai bantuan. Aku pun bertemu seorang penggembala kambing yang juga mencari tempat untuk berteduh. Aku bertanya kepadanya, “Wahai anak muda, engkau budaknya siapa?” Ia menyebutkan nama tuannya, salah seorang Quraisy yang kukenal. Aku bertanya lagi, “Apakah kambing-kambingmu memiliki susu?” “Iya.” Jawabnya. “Bisakah engkau perahkan untukku?” pintaku. Ia pun mengiyakannya.

Setelah diperah. Aku membawa susu tersebut kepada Nabi dan ternyata beliau masih tertidur. Aku tidak suka jika aku sampai membuatnya terbangun. Saat beliau terbangun aku berkata, “Minumlah wahai Rasulullah”. Beliau pun minum susu tersebut sampai aku merasa puas melihatnya.

Lihatlah! Rasa-rasanya kita tidak terbayang, seorang yang kaya, mau bersusah dan berpeluh, menjadi pelayan tak kenal lelah seperti Abu Bakar. Ia ridha dan puas apabila Rasulullah tercukupi, aman, dan tenang.

Ketiga: perlindungan Abu Bakar terhadap Rasulullah selama perjalanan.

Diriwayatkan al-Hakim dalam Mustadrak-nya dari Umar bin al-Khattab, ia menceritakan. Ketika Rasulullah dan Abu Bakar keluar dari gua. Abu Bakar terkadang berjalan di depan Rasulullah dan terkadang berada di belakang beliau. Rasulullah pun menanyakan perbuatan Abu Bakar itu. Abu Bakar menjawab, “Wahai Rasulullah, kalau aku teringat orang-orang yang mengejar (kita), aku berjalan di belakang Anda, dan kalau teringat akan pengintai, aku berjalan di depan Anda”.

Apa yang dilakukan Abu Bakar ini menunjukkan kecintaan beliau yang begitu besar kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia tidak ingin ada sedikit pun yang mengancam jiwa Nabi. Jika ada mara bahaya menghadang, ia tidak ridha kalau hal itu lebih dahulu menimpa Nabi.

Demikianlah dua orang sahabat ini. Rasulullah ingin bersama Abu Bakar ketika hijrah dan Abu Bakar pun sangat mencintai Rasulullah. Inilah kecocokan ruh sebagaimana disabdakan oleh Nabi

الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

“Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). Jika mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal maka akan berpisah (tidak cocok).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mencintai Abu Bakar.

عن عمرو بن العاص أن رسول الله بعثه على جيش ذات السلاسل، يقول: فأتيته فقلت: أي الناس أحب إليك؟ قال: “عَائِشَةُ”. قلت: من الرجال؟ قال: “أَبُوهَا”. قلت: ثم من؟ قال: “عُمَرُ”. فعد رجالاً

Dari Amr bin al-Ash, Rasulullah mengutusnya bergabung dalam pasukan Perang Dzatu Salasil. Amr berkata, “Aku mendatangi Nabi dan bertanya kepadanya, ‘Siapakah orang yang paling Anda cintai?’ Beliau menjawab, ‘Aisyah’. Aku kembali bertanya, ‘Dari kalangan laki-laki?’ Beliau menjawab, ‘Bapaknya (Aisyah)’. (HR. Bukhari dan Muslim).

Beliau juga bersabda,

إِنَّ مِنْ أَمَنِّ النَّاسِ عَلَيَّ فيِ صُحْبَتِهِ وَمَالِهِ أَبُوْ بَكْرٍ لَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيْلاً غَيْرَ رَبِّيْ لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ وَلَكِن أُخُوَّةُ الْإِسْلاَمِ وَمَوَدَّتُهُ، لاَ يَبْقَيَنَّ فِي الْمَسْجِدِ بَابٌ إِلاَّ سُدَّ إِلاَّ بَابُ أَبِيْ بَكْرٍ

“Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan mengangkat seseorang menjadi kekasihku selain Rabbku, pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan seislam dan kecintaan karenanya. Maka tidak tersisa pintu masjid kecuali tertutup selain pintu Abu Bakar saja.” (HR. Bukhari).

Semoga kita dapat meneladani Abu Bakar dalam kecintaan dan pengorbanannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah meridhai beliau dan menempatkannya di surga yang penuh dengan kenikmatan.

Uncategorized

Keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq Dalam Islam

Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling mulia, bahkan dikatakan ia adalah manusia termulia setelah para nabi dan rasul. Keutamannya adalah sesuatu yang melegenda, hal itu diketahui oleh kalangan awam sekalipun. Membaca kisah perjalanan hidupnya seakan-akan kita merasa hidup di dunia hayal, apa benar ada orang seperti ini pernah menginjakkan kaki di bumi? Apalagi di zaman kita saat ini, memang manusia teladan sudah sulit terlestari.

Namun seiring pergantian masa dan perjalanan hidup manusia, ada segelintir orang atau kelompok yang mulai mencoba mengkritik perjalanan hidup Abu Bakar ash-Shiddiq setelah Allah dan Rasul-Nya memuji pribadinya. Allah meridhainya dan menjanjikan surga untuknya, radhiallahu ‘anhu.

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 100)

Kritik tersebut mulai berpengaruh pada jiwa-jiwa yang mudah tertipu, kepada hati yang lalai, dan kepada pribadi-pribadi yang memiliki hasad kepada generasi pertama.

Kali ini kita tidak sedang menceritakan kepribadian Abu Bakar secara utuh, karena hal itu sulit diceritakan di tulisan yang singkat ini. Tulisan ini akan menyuplikkan sebagian teks-teks syariat yang menjelaskan tentang kemuliaan Abu Bakar.

Nasab dan Karakter Fisiknya

Nama Abu Bakar adalah Abdullah bin Utsman at-Taimi, namun kun-yahnya (Abu Bakar) lebih populer dari nama aslinya sendiri. Ia adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasyi at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Luai.

Ibunya adalah Ummu al-Khair, Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im. Dengan demikian ayah dan ibu Abu Bakar berasal dari bani Ta-im.

Ummul mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anhu menuturkan sifat fisik ayahnya, “Ia seorang yang berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya, wajahnya selalu berkeringat, hitam matanya, dahinya lebar, tidak bisa bersaja’, dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai inai atau katam (Thabaqat Ibnu Sa’ad, 1: 188).

Adapun akhlak Abu Bakar, ia adalah seorang yang terkenal dengan kebaikan, keberanian, sangat kuat pendiriannya, mampu berpikir tenang dalam keadaan genting sekalipun, penyabar yang memiliki tekad yang kuat, dalam pemahamannya, paling mengerti garis keturunan Arab, orang yang bertawakal dengan janji-janji Allah, wara’ dan jauh dari kerancuan pemikiran, zuhud, dan lemah lembut. Ia juga tidak pernah melakukan akhlak-akhlak tercela pada masa jahiliyah, semoga Allah meridhainya.

Sebagaimana yang telah masyhur, ia adalah termasuk orang yang pertama memeluk Islam.

Keutamaan Abu Bakar

– Orang yang Rasulullah Percaya Untuk Menemaninya Berhijrah ke Madinah

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”. (QS. At-Taubah: 40)

Dalam perjalanan hijrah ini, Abu Bakar menjaga, melayani, dan memuliakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia mempersilahkan Rasul untuk beristirahat sementara dirinya menjaganya seolah-olah tidak merasakan letih dan butuh untuk istirahat.

Anas bin Malik meriwayatkan dari Abu Bakar, Abu Bakar mengatakan, “Ketika berada di dalam gua, aku berkata kepada Rasulullah, ‘Sekiranya orang-orang musyrik ini melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat’. Rasulullah menjawab, ‘Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengan dua orang manusia sementara Allah menjadi yang ketiga (maksudnya Allah bersama dua orang tersebut)’. Rasulullah menenangkan hati Abu Bakar di saat-saat mereka dikepung oleh orang-orang musyrikin Mekah yang ingin menangkap mereka.

– Sebagai Sahabat Nabi yang Paling Dalam Ilmunya

Abu Said al-Khudri mengatakan, “Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan para sahabatnya dengan mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa yang ada di sisi-Nya, dan hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah’.

Kata Abu Sa’id, “(Mendengar hal itu) Abu Bakar menangis, kami heran mengapa ia menangis padahal Rasulullah hanya menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan. Akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut tidak lain adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri. Abu Bakar-lah yang paling mengerti serta berilmu di antara kami. Kemudian Rasulullah melanjutkan khutbahnya,

“Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan memilih kekasih selain Rabbku, pasti aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya.”

– Kedudukan Abu Bakar di Sisi Rasulullah

Dari Amr bin Ash, Rasulullah pernah mengutusku dalam Perang Dzatu as-Salasil, saat itu aku menemui Rasulullah dan bertanya kepadanya, “Siapakah orang yang paling Anda cintai?” Rasulullah menjawab, “Aisyah.” Kemudian kutanyakan lagi, “Dari kalangan laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Bapaknya (Abu Bakar).”

– Saat Masih Hidup di Dunia, Abu Bakar Sudah Dipastikan Masuk Surga

Abu Musa al-Asy’ari mengisahkan, suatu hari dia berwudhu di rumahnya lalu keluar menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Musa berangkat ke masjid dan bertanya dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dijawab bahwa Nabi keluar untuk suatu keperluan. Kata Abu Musa, “Aku pun segera pergi berusaha menysulunya sambil bertanya-tanya, hingga akhirnya beliau masuk ke sebuah kebun yang teradapat sumur yang dinamai sumur Aris. Aku duduk di depan pintu kebun, hingga beliau menunaikan keperluannya.

Setelah itu aku masuk ke kebun dan beliau sedang duduk-duduk di atas sumur tersebut sambil menyingkap kedua betisnya dan menjulur-julurkan kedua kakinya ke dalam sumur. Aku mengucapkan salam kepada beliau, lalu kembali berjaga di depan pintu sambil bergumam “Hari ini aku harus menjadi penjaga pintu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Tak lama kemudian datanglah seseorang ingin masuk ke kebun, kutanyakan, “Siapa itu?” Dia menjawab, “Abu Bakar.” Lalu kujawab, “Tunggu sebentar.” Aku datang menemui Rasulullah dan bertanya padanya, “Wahai Rasulullah, ada Abu Bakar datang dan meminta izin masuk.” Rasulullah menjawab, “Persilahkan dia masuk dan beritahukan padanya bahwa dia adalah penghuni surga.”

Penutup

Demikianlah Abu Bakar ash-Shiddiq dengan keutamaan-keutamaan yang ada padanya. Sebuah keistimewaan yang mungkin tidak pernah terlintas di benak kita, kita dijamin surga, menjadi kekasih Rasul, orang kecintaan Rasulullah, dan sahabat dekatnya. Lalu bagaimana bisa di hari ini ada orang yang merendahkan kedudukan beliau, setelah Allah dan Rasul-Nya memuliakan dia?

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkan kita dari sifat buruk yang merendahkan wali-Nya, menjadi musuh orang yang Dia cintai. Semoga Allah meridhai Abu Bakar ash-Shiddiq.

Uncategorized

Kisah Kepahlawanan Abu Bakar ash-Shiddiq Saat Hijrah

Bercerita tentang pribadi Abu Bakar ash-Shiddiq seolah-olah tiada kata yang bisa menutupnya dan tiada tinta pena yang tercelup yang mampu mengakhirinya. Ia bukanlah seorang nabi, namun sosoknya adalah profil manusia yang luar biasa. Pada dirinya tergabung sifat kelemah-lembutan dan ketegasan, kasih sayang dan keberanian, ketenangan dan cepat serta tepat dalam mengambil keputusan, rendah hati dan kewibawaan, serta toleran namun mampu menghancurkan musuh. Beliau adalah orang yang paling kuat keimanannya setelah para nabi dan rasul. Dan beliau juga adalah orang yang paling mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kecintaan dan kesetiaannya kepada Nabi sangat tampak pada saat ia menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah.

Pada saat Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengizinkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah, para sahabat pun bersegera menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya untuk berhijrah. Mereka tinggalkan kampung halaman mereka menuju daerah yang sama sekali belum mereka kenal sebelumnya. Para sahabat, baik laki-laki atau perempuan, tua dan muda, dewasa maupun anak-anak, mereka beranjak dari Mekah menempuh perjalanan kurang lebih 460 Km menuju Madinah. Mereka melintasi pada gurun yang gersang dan tentu saja terik menyengat.

Di antara mereka ada yang menempuh perjalanan secara sembunyi-sembunyi, ada pula yang terang-terangan. Ada yang memilih waktu siang dan tidak sedikit pula yang menjadikan malam sebagai awal perjalanan.

Ibnu Hisyam mencatat, Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang bersegera memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya untuk berhijrah. Ia meminta izin kepada Rasulullah untuk berhijrah. Namun beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا تَعْجَلْ، لَعَلَّ اللهُ يَجْعَلُ لَكَ صَاحِبًا

“Jangan terburu-buru. Semoga Allah menjadikan untukmu teman (hijrah).”

Rasulullah berharap agar Abu Bakar menjadi temannya saat berhijrah menuju Madinah. Kemudian Jibril datang mengabarkan bahwa orang-orang Quraisy telah membulatkan tekad untuk membunuh beliau. Jibril memerintahkan agar tidak lagi menghabiskan malam di Mekah.

Nabi segera mendatangi Abu Bakar dan mengabarkannya bahwa waktu hijrah telah tiba untuk mereka. Aisyah radhiallahu ‘anha yang saat itu berada di rumah Abu Bakar mengatakan, “Saat kami sedang berada di rumah Abu Bakar, ada seorang yang mengabarkan kepada Abu Bakar kedatangan Rasulullah dengan menggunakan cadar (penutup muka). Beliau datang pada waktu yang tidak biasa”.

Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta izin untuk masuk, dan Abu Bakar mengizinkannya. Beliau bersabda, “Perintahkan semua keluargamu untuk hijrah”. Abu Bakar menjawab, “Mereka semua adalah keluargamu wahai Rasulullah”.

Rasulullah kembali mengatakan, “Sesungguhnya aku sudah diizinkan untuk hijrah”. Abu Bakar menanggapi, “Apakah aku menemanimu (dalam hijrah) wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Iya.”

Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunggu malam datang.

Pada malam hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari rumahnya yang sudah terkepung oleh orang-orang kafir Quraisy. Lalu Allah jadikan mereka tidak bisa melihat beliau dan beliau taburkan debu di kepala-kepala mereka namun mereka tidak menyadarinya. Beliau menjemput Abu Bakar yang tatkala itu sedang tertidur. Abu Bakar pun menangis bahagia, karena menemani Rasulullah berhijrah. Aisyah mengatakan, “Demi Allah! Sebelum hari ini, aku tidak pernah sekalipun melihat seseorang menagis karena berbahagia. Aku melihat Abu Bakar menangis pada hari itu”. Subhanallahu! Perjalanan berat yang mempertaruhkan nyawa itu, Abu Bakar sambut dengan tangisan kebahagiaan.

Kepahlawanan Abu Bakar Saat Hijrah

Pertama: Saat berada di Gua Tsaur.

Dalam perjalanan hijrah, Rasulullah tiba di sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Tsur atau Tsaur. Saat sampai di mulut gua, Abu Bakar berkata, “Demi Allah, janganlah Anda masuk kedalam gua ini sampai aku yang memasukinya terlebih dahulu. Kalau ada sesuatu (yang jelek), maka akulah yang mendapatkannya bukan Anda”. Abu Bakar pun masuk kemudian membersihkan gua tersebut. Setelah itu, Abu Bakar tutup lubang-lubang di gua dengan kainnya karena ia khawatir jika ada hewan yang membahayakan Rasulullah keluar dari lubang-lubang tersebut; ular, kalajengking, dll. Hingga tersisalah dua lubang, yang nanti bisa ia tutupi dengan kedua kakinya.

Setelah itu, Abu Bakar mempersilahkan Rasulullah masuk ke dalam gua. Rasulullah pun masuk dan tidur di pangkuan Abu Bakar. Ketika Rasulullah telah tertidur, tiba-tiba seekor hewan menggigit kaki Abu Bakar. Ia pun menahan dirinya agar tidak bergerak karena tidak ingin gerakannya menyebabkan Rasulullah terbangun dari istirahatnya. Namun, Abu Bakar adalah manusia biasa. Rasa sakit akibat sengatan hewan itu membuat air matanya terjatuh dan menetes di wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Rasulullah pun terbangun, kemudian bertanya, “Apa yang menimpamu wahai Abu Bakar?” Abu Bakar menjawab, “Aku disengat sesuatu”. Kemudian Rasulullah mengobatinya.

Kedua: Melindungi Nabi dari teriknya matahari.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Abu Bakar menceritakan hijrahnya bersama Nabi. Kami berjalan siang dan malam hingga tibalah kami di pertengahan siang. Jalan yang kami lalui sangat sepi, tidak ada seorang pun yang lewat. Kumelemparkan pandangan ke segala penjuru, apakah ada satu sisi yang dapat kami dijadikan tempat berteduh. Akhirnya, pandanganku terhenti pada sebuah batu besar yang memiliki bayangan. Kami putuskan untuk istirahat sejenak disana. Aku ratakan tanah sebagai tempat istirahat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, lalu kuhamparkan sehelai jubah kulit dan mempersilahkan beliau untuk tidur di atasnya. Istirahatlah wahai Rasulullah. Beliau pun beristirahat.

Setelah itu, aku melihat keadaan sekitar. Apakah ada seseorang yang bisa dimintai bantuan. Aku pun bertemu seorang penggembala kambing yang juga mencari tempat untuk berteduh. Aku bertanya kepadanya, “Wahai anak muda, engkau budaknya siapa?” Ia menyebutkan nama tuannya, salah seorang Quraisy yang kukenal. Aku bertanya lagi, “Apakah kambing-kambingmu memiliki susu?” “Iya.” Jawabnya. “Bisakah engkau perahkan untukku?” pintaku. Ia pun mengiyakannya.

Setelah diperah. Aku membawa susu tersebut kepada Nabi dan ternyata beliau masih tertidur. Aku tidak suka jika aku sampai membuatnya terbangun. Saat beliau terbangun aku berkata, “Minumlah wahai Rasulullah”. Beliau pun minum susu tersebut sampai aku merasa puas melihatnya.

Lihatlah! Rasa-rasanya kita tidak terbayang, seorang yang kaya, mau bersusah dan berpeluh, menjadi pelayan tak kenal lelah seperti Abu Bakar. Ia ridha dan puas apabila Rasulullah tercukupi, aman, dan tenang.

Ketiga: perlindungan Abu Bakar terhadap Rasulullah selama perjalanan.

Diriwayatkan al-Hakim dalam Mustadrak-nya dari Umar bin al-Khattab, ia menceritakan. Ketika Rasulullah dan Abu Bakar keluar dari gua. Abu Bakar terkadang berjalan di depan Rasulullah dan terkadang berada di belakang beliau. Rasulullah pun menanyakan perbuatan Abu Bakar itu. Abu Bakar menjawab, “Wahai Rasulullah, kalau aku teringat orang-orang yang mengejar (kita), aku berjalan di belakang Anda, dan kalau teringat akan pengintai, aku berjalan di depan Anda”.

Apa yang dilakukan Abu Bakar ini menunjukkan kecintaan beliau yang begitu besar kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia tidak ingin ada sedikit pun yang mengancam jiwa Nabi. Jika ada mara bahaya menghadang, ia tidak ridha kalau hal itu lebih dahulu menimpa Nabi.

Demikianlah dua orang sahabat ini. Rasulullah ingin bersama Abu Bakar ketika hijrah dan Abu Bakar pun sangat mencintai Rasulullah. Inilah kecocokan ruh sebagaimana disabdakan oleh Nabi

الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

“Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). Jika mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal maka akan berpisah (tidak cocok).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mencintai Abu Bakar.

عن عمرو بن العاص أن رسول الله بعثه على جيش ذات السلاسل، يقول: فأتيته فقلت: أي الناس أحب إليك؟ قال: “عَائِشَةُ”. قلت: من الرجال؟ قال: “أَبُوهَا”. قلت: ثم من؟ قال: “عُمَرُ”. فعد رجالاً

Dari Amr bin al-Ash, Rasulullah mengutusnya bergabung dalam pasukan Perang Dzatu Salasil. Amr berkata, “Aku mendatangi Nabi dan bertanya kepadanya, ‘Siapakah orang yang paling Anda cintai?’ Beliau menjawab, ‘Aisyah’. Aku kembali bertanya, ‘Dari kalangan laki-laki?’ Beliau menjawab, ‘Bapaknya (Aisyah)’. (HR. Bukhari dan Muslim).

Beliau juga bersabda,

إِنَّ مِنْ أَمَنِّ النَّاسِ عَلَيَّ فيِ صُحْبَتِهِ وَمَالِهِ أَبُوْ بَكْرٍ لَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيْلاً غَيْرَ رَبِّيْ لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ وَلَكِن أُخُوَّةُ الْإِسْلاَمِ وَمَوَدَّتُهُ، لاَ يَبْقَيَنَّ فِي الْمَسْجِدِ بَابٌ إِلاَّ سُدَّ إِلاَّ بَابُ أَبِيْ بَكْرٍ

“Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan mengangkat seseorang menjadi kekasihku selain Rabbku, pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan seislam dan kecintaan karenanya. Maka tidak tersisa pintu masjid kecuali tertutup selain pintu Abu Bakar saja.” (HR. Bukhari).

Semoga kita dapat meneladani Abu Bakar dalam kecintaan dan pengorbanannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah meridhai beliau dan menempatkannya di surga yang penuh dengan kenikmatan.

Uncategorized

1000+ Kata Mutiara Dan Nasehat Abu Bakar ash-Shiddiq

The more knowledge you have, the greater will be your fear of Allah. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Semakin banyak ilmu yang kamu miliki, maka semakin besar pula ketakwaanmu terhadap Allah. – Abu Bakar Al-Shiddiq

“Ilmu pengetahuan adalah kehidupan pikiran.”
“Jika kamu mengharapkan berkah dari Allah, maka bersikap baiklah kepada hamba-Nya.”
“Memang sulit untuk bersabar, tapi menyia-nyiakan pahala dari sebuah kesabaran itu jauh lebih buruk.”
“Kita menemukan kedermawanan dalam takwa (kesadaran akan Allah), kekayaan dalam yakin (kepastian), dan kemuliaan dalam kerendahan hati.”
“Tanpa tindakan, pengetahuan tidak ada gunanya dan pengetahuan tanpa tindakan itu sia-sia.”
“Hidup akan berlaku, namun kematian sangatlah dekat.”
“Jadilah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, tumbuh di tepi jalan. Dilempar buahnya dengan batu, tetapi tetap dibalas dengan buah.”
“Setiap segala sesuatu itu ada kelebihannya. Maka janganlah suka meremehkan dan merendahkan.”
“Salah satu dosa terburuk adalah seseorang yang menganggap remeh dosanya.”
“Mau bersusah payah untuk menghilangkan penderitaan orang lain adalah esensi sejati dari kemurahan hati.”
“Ada kebesaran dalam rasa takut akan Allah, kepuasan dalam beriman kepada Allah, dan kehormatan dalam kerendahan hati.”
“Adalah hal yang memalukan bahwa seekor burung bangun lebih pagi daripada kamu di pagi hari.”
“Tanpa ilmu, amal tidak ada gunanya. Sedangkan ilmu tanpa amal adalah hal yang sia-sia.”

“Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku.”
“Jangan berlebihan dalam mencintai sehingga menjadi keterikatan, jangan pula berlebihan dalam membenci sehingga membawa kebinasaan.”
“Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku.”
“Mahkota seseorang adalah akalnya. Derajat seseorang adalah agamanya. Sedangkan kehormatan seseorang adalah budi pekertinya.”
“Sabar adalah bahan ramuan paling menyehatkan dalam hidup kita.”
“Berpegang teguhlah pada kebenaran, bahkan meski kebenaran itu akan membunuhmu.
Aku tidak peduli atas keadaan susah dan senangku, karena aku tidak tahu manakah di antara keduanya itu yang lebih baik bagiku.”
“Bila engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu, karena celamu lebih banyak darinya.”
“Suatu pengetahuan (ilmu), kalaupun tidak bermanfaat untukmu, tidak akan membahayakanmu.”
“Jangan tertipu oleh orang yang membaca Alquran. Tapi lihatlah kepada mereka yang perilakunya sesuai dengan Alquran itu.”
“Perbanyaklah mengingat Allah, karena itu adalah obat. Jangan buat dirimu terlalu banyak mengingat manusia, karena itu adalah penyakit.”
“Jagalah salatmu. Karena saat kamu kehilangan salat, maka kamu akan kehilangan segalanya.”

“Berbisnislah (berniagalah) dengan Allah swt niscaya kalian akan mendapatkan untung.”
“Risau terhadap dunia adalah kegelapan bagi hati, sedangkan risau terhadap akhirat adalah cahaya bagi hati.”
“Derajat keimanan yang paling tinggi adalah bahwa kamu selalu merasa berada di hadapan Allah.”
“Cukuplah bagimu bahwa orang yang iri terhadapmu merasa tertekan pada saat senangmu.”
“Tergelincirnya lidah itu lebih berbahaya daripada tergelincirnya kaki.”
“Ketika lidah seseorang menjadi tenang dan ramah, maka hatinya menjadi saleh dan bersih.”
“Diamnya orang yang diam lebih bahaya dari perlakuan serangan orang lain.”
“Di antara pendosa, yang paling buruk adalah dia yang meluangkan waktunya untuk membahas kesalahan orang lain.”
“Ketahuilah dunia itu dilipat di atas tipuan. Jangan sampai kamu tertipu oleh dunia dan jangan sampai kamu tertipu oleh setan dalam keta’atan kepada Allah.”

Komik Islami Lainnnya:

– Perlunya Kerjasama Dalam Rumah Tangga
– Baju Koko Vs Jersey – Komik Islami
– Dunia Hanya Sementara
– Komik Islami Bahasa Inggris
– Komik Islami Tarawih Surat Pendek

– Kisah Pendek Khutbah Jum’at
– Menunggu Punahnya Corona
– Komik Pendek Islami
– Jangan Pernah Menunda Ibadah
– Komik Islami Hitam Putih

– Parno Karena Batuk Corona
– Komik Islami Doa Pejuang Nafkah
– Komik Islami Muslimah Memanah Dan Tahajud
– Komik Islami Hidup Bahagia
– Komik Islami Nasehat Dan Renungan
– Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia Yang Sebenarnya

Selamat Membaca.. Bantu Kami Dengan Donasi.. Dengan Kontak Businessfwj@gmail.com

“Angin tidak berhembus untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya.”
“Balas dendam terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik.”
“Orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal: kepercayaan, cinta dan rasa hormat.”
“Kezaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat. Tapi karena diamnya orang-orang baik.”
“Apabila akal tidak sempurna maka kurangilah berbicara.”
“Lidah orang yang berakal berada di belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya.”
“Orang yang berdoa tanpa beramal sama halnya seperti pemanah tanpa busur.”
“Memaafkan adalah kemenangan terbaik.”
“Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak mau mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg menyia-nyiakan sahabat yg telah dicari.”
“Perkataan sahabat yang jujur lebih besar harganya daripada harta benda yg diwarisi dari nenek moyang.”
“Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu.”

Berikut ini beberapa kata bijak islam dari Abu Bakar Al-Shiddiq yang penuh nasehat dan motivasi. Membaca kumpulan kata bijak berikut ini, kita tidak hanya bisa mengetahui keutamaan dan akhlak seorang Abu Bakar Al-Shiddiq, tapi kita juga bisa memetik banyak hikmah dan nasihat yang bertebaran di dalamnya.

Orang Pemalu

A man who is shy and modest is an amazing character, but a woman who is shy and modest is beyond amazing. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Pria yang pemalu dan sederhana adalah karakter yang menakjubkan, namun wanita yang pemalu dan sederhana itu lebih menakjubkan lagi. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Jangan sombong

Beware of pride, because you will be returning to the earth and your body will be eaten up by the worms. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Waspadalah terhadap kesombongan, sebab pada akhirnya kamu kelak akan kembali ke tanah dan tubuhmu akan dimakan oleh cacing. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Mengharap kebaikan Allah

If you expect the blessings of God, be kind to His people. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Jika kamu mengharapkan berkah dari Allah, maka bersikap baiklah kepada hamba-Nya. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Menganggap remeh dosa

One of the worst sins is a person taking his sin lightly. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Salah satu dosa terburuk adalah seseorang yang menganggap remeh dosanya. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Memang sulit

It is difficult to be patient, but to waste the reward for patience is worse. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Memang sulit untuk bersabar, tapi menyia-nyiakan pahala dari sebuah kesabaran itu jauh lebih buruk. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Tak usah mengeluh

He who avoids complaint invites happiness. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Siapa yang menjauhkan diri dari sifat suka mengeluh maka berarti ia mengundang kebahagiaan. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Amal baik

Good actions are a guard against the blows of adversity. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Amal kebajikan adalah pengawal yang akan menjaga kita melawan serangan penderitaan. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Persaudaraan sesama muslim

Muslims should live like brothers. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Sesama Muslim seharusnya hidup seperti layaknya saudara. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Ilmu

Knowledge is the life of the mind. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Ilmu pengetahuan adalah kehidupan pikiran. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Kejujuran

The greatest truth is honesty, and the greatest falsehood is dishonesty. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Kebenaran terbesar adalah kejujuran, dan kepalsuan terbesar adalah ketidakjujuran. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Jangan merendahkan

Do not look down upon any Muslim, for even the most inferior believer is great in the eyes of God. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Jangan memandang rendah kepada setiap muslim, bahkan orang yang paling lemah imannya sekalipun adalah besar di mata Allah. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Mengharap surga

He who aspires to paradise should learn to deal with people with kindness. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Orang yang mengharapkan surga harus bisa belajar untuk berbuat baik kepada sesama manusia. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Membantu orang lain

Taking pains to remove the pains of others is the true essence of generosity. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Mau bersusah payah untuk menghilangkan penderitaan orang lain adalah esensi sejati dari kemurahan hati. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Pemimpin yang bijak

I have been given the authority over you, and I am not the best of you. If I do well, help me, and if I do wrong, set me right. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Aku telah terpilih menjadi pemimpin kalian, meskipun aku bukan orang yang terbaik di antara kalian. Karena itu, bantulah aku seandainya aku berada di jalan yang benar, dan bimbinglah aku seandainya aku berbuat salah. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Ilmu dan takwa

The more knowledge you have, the greater will be your fear of Allah. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Semakin banyak ilmu yang kamu miliki, maka semakin besar pula ketakwaanmu terhadap Allah. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Anehnya manusia

Man knows that he is weak, yet how strange it is that he continues to disobey the One that is Strongest of all. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Manusia tahu bahwa dirinya itu lemah, namun anehnya dia terus menerus tidak taat kepada Dia (Allah) Yang Maha Kuat. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Jangan kalah dari burung

It is a matter of shame that in the morning the birds should be awake earlier than you. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Adalah hal yang memalukan bahwa seekor burung justru bangun lebih awal daripada kamu di pagi hari. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Dekatnya kematian

Life comes to pass, yet Death is very much closer. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Hidup akan berlalu, namun Kematian sangatlah dekat. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Bersikap baik

He who fears to weep, should learn to be kind to those who weep. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Seseorang yang takut untuk menangis, maka dia pun harus belajar bersikap baik terhadap orang yang menangis. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Tanpa amal

He who enters the grave without provisions (good deeds), has, as if, he started swimming across the ocean without a vessel. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Barangsiapa memasuki kubur tanpa membawa bekal amal shalih, maka keadaannya seperti orang yang mengarungi lautan tanpa perahu. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Ilmu dan amal

Without knowledge, action is useless. And knowledge without action is futile. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Tanpa ilmu, amal itu tidak ada gunanya. Sedangkan ilmu tanpa amal adalah hal yang sia-sia. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Perlindungan Allah

It is by performing Salaah that a person secures Allah SWT’s protection on earth. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Dengan mengerjakan sholat, seseorang akan mendapat penjagaan dari Allah di muka bumi ini. – Abu Bakar Al-Shiddiq

Kata Kata Bijak Abu Bakar Al-Shiddiq
Murah hati

Bersedia menderita demi menghilangkan penderitaan orang lain adalah intisari dari kemurahan hati. – Abu Bakar

Hanya manusia biasa

Aku hanyalah manusia biasa dan aku bukanlah manusia terbaik di antara kamu. Apabila kalian lihat perbuatanku benar maka ikutilah aku, tapi bila kalian melihat perbuatanku salah maka betulkanlah. – Abu Bakar

Mengharap keberkahan

Jika kalian mengharapkan keberkahan dari Allah, berbuat baiklah terhadap hamba-hamba-Nya. – Abu Bakar

Dosa terburuk

Salah satu dosa terburuk adalah seseorang yang menganggap remeh dosanya. – Abu Bakar

Taatlah jika

Patuhilah aku selama aku patuh kepada Allah dan Rasulullah. Bila aku tidak mematuhi Allah dan Rasulullah maka jangan patuhi aku lagi. – Abu Bakar

Jangan sombong

Waspadalah terhadap kesombongan. Sebab pada akhirnya kamu kelak akan kembali ke tanah dan tubuhmu akan dimakan oleh cacing. – Abu Bakar

Seperti pohon

Jadilah seperti pohon yang tumbuh dan berbuah lebat. Dilempar dengan batu, tetapi membalasnya dengan buah. – Abu Bakar

Pembicaraan yang baik

Tidak ada pembicaraan yang baik, jika tidak diarahkan untuk memperoleh ridha Allah SWT. – Abu Bakar

Kecerdasan dan kebodohan

Kecerdasan yang paling cerdas adalah takwa, dan kebodohan yang paling bodoh adalah maksiat. – Abu Bakar

Hati yang kosong

Jika nasehat yang baik tidak memberikan pengaruh bagi perubahan seseorang, maka ketahuilah bahwa hatinya itu kosong. – Abu Bakar

Menemukan

Kami menemukan kedermawanan di dalam ketakwaan, kecukupan di dalam keyakinan, dan kemuliaan di dalam ketawadhu’an. – Abu Bakar

Terpujinya sifat malu

Pria yang pemalu dan sederhana adalah karakter yang menakjubkan, namun wanita yang pemalu dan sederhana itu lebih menakjubkan lagi. – Abu Bakar

Ibnu Al-Jauzi dalam bukunya yang bejudul “Sifāt al-Safwah” pernah meriwayatkan bahwa tatkala Abu Bakar sedang sakit, banyak orang yang menengoknya. Bahkan mereka menawarkan dokter yang bisa mengobati penyakitnya. Namun ditolak dengan halus. Karena ia merasa kematian telah berada di pelupuk matanya.

Salman al-Farisi meriwayatkan bahwa ketika  Abu Bakar yang sedang sakit, ia datang menengoknya  dan meminta nasehat terakhir dari ayah Aisyah tersebut.

“Wahai Khalifah, berikanlah nasehatmu kepadaku karena aku marasa engkau tidak bisa menasehatiku kecuali hari ini,” pinta Salman kepada Abu Bakar.

“Baiklah! Wahai Salman, nanti akan terjadi penaklukan di negeri orang kafir namun sungguh aku tidak tahu bagaimana nasibmu selanjutnya, apa yang engkau masukkan dalam perutmu dan engkau kenakan di atas punggungmu nantinya. Ketahuilah wahai Salman, barang siapa yang melakukan shalat lima waktu, maka ia akan berada dalam lindungan Allah SWT. Jangan  pernah membunuh ahlu zimmah jika engkau tidak ingin dituntut oleh Allah dan dicampakkan di neraka,” kata Abu Bakar kepada Salman.

Dalam bukunya “Al-Muhtadharun” , Abu Bakar bin Abdullah bin Abi Dunya meriwayatkan bahwa tatkala Abu Bakar Al-Siddiq akan meninggal dunia, ia berpesan kepada Umar bin Al-Khatab ra. Pesan itu berbunyi, “Wahai Umar, bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya ada perbuatan yang harus dikerjakan untuk Allah pada malam hari dan tidak diterima jika dikerjakan pada siang hari. Ada juga perbuatan yang harus dikerjakan untuk Allah pada siang hari dan tidak akan diterima jika dikerjakan pada malam hari. Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amalan yang sunnah sebelum yang wajib dilaksanakan. Ketahuilah bahwa orang-orang yang memiliki  timbangan amalan kebaikan yang berat di akhirat, adalah mereka yang selalu mengikuti kebenaran di dunia. Kebenaran itulah yang memberatkan timbangan mereka. Sungguh, timbangan tidak akan menjadi berat kecuali di atasnya ada kebenaran.

Adapun orang-orang yang memiliki timbangan amal kebaikan yang ringan di akhirat adalah mereka yang  mengikuti kebatilan selama hidup di dunia. Kebatilan itulah yang membuat timbangan mereka menjadi ringan. Sungguh, timbangan tidak akan menjadi ringan kecuali di atasnya ada kebatilan. Tidakkah engkau tahu bahwa Allah menurunkan ayat yang mengandung harapan bersamaan dengan ayat yang mengandung kesulitan, dan ayat yang mengandung kesulitan bersamaan  ayat yang mengandung harapan? Hal ini dimaksudkan agar manusia selalu berharap dan takut kepada Allah, tidak membinasakan dirinya serta tidak memohon kepada Allah pada sesuatu yang tidak benar. Jika engkau menjaga wasiatku ini, maka tak ada satu pun yang paling engkau senangi dari yang hal yang gaib kecuali kematian. Jika engkau menyia-nyiakan wasiatku ini, maka tak ada satu pun yang paling engkau benci dari yang hal yang gaib kecuali kematian. Engkau pasti bisa melakukannya”.

Nasehat Abu Bakar Al-Siddiq mengingatkan kita pada akhirat. Ternyata dunia yang dibanggakan oleh banyak manusia hanya menjadi tempat persinggahan sementara dan semua akan ditinggalkan menuju kampung abadi yaitu akhirat. Tidak ada yang patut dibanggakan dalam diri kita, karena pada hakekatnya kita akan kembali pada Allah SWT.

Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki akhlak yang mulia. Karena ia setiap hari bertemu dan meniru perbuatan Nabi.

1. “Pria yang pemalu dan sederhana adalah karakter yang menakjubkan, namun wanita yang pemalu dan sederhana itu lebih menakjubkan lagi.”

2. “Barang siapa yang memasuki kubur tanpa membawa bekal yaitu berupa amal shalih maka keadaannya seperti orang yang menyeberangi lautan tanpa menggunakan perahu.”

3. “Semenjak aku masuk Islam, belum pernah kukenyangkan perutku, demi dapat merasakan segarnya beribadah; dan belum pernah pula aku puas minum, karena sangat rindunya aku kepada Ilah.”

4. “Ilmu pengetahuan adalah kehidupan pikiran.”

5. “Ikutilah jalan hidup yang ditunjukkan Nabi SAW suci kepadamu (Muhammad SAW), karena sesungguhnya itu adalah jalan yang benar.”

6. “Jika kamu mengharapkan berkah dari Allah, maka bersikap baiklah kepada hamba-Nya.”

7. “Seseorang yang takut untuk menangis, maka dia pun harus belajar untuk bersikap baik terhadap orang yang menangis.”

8. “Mau bersusah payah untuk menghilangkan penderitaan orang lain adalah esensi sejati dari kemurahan hati.”

9. “Bila telah masuk waktu salat, berdirilah kalian menuju ke tempat apimu yang sedang menyala dan padamkanlah ia.”

10. “Dia yang membangun masjid di jalan Allah SWT, maka Allah SWT membangun rumah untuknya di surga.”

11. “Memang sulit untuk bersabar, tapi menyia-nyiakan pahala dari sebuah kesabaran itu jauh lebih buruk.”

12. “Kita menemukan kedermawanan dalam taqwa (kesadaran akan Allah), kekayaan dalam yaqin (kepastian), dan kemuliaan dalam kerendahan hati.”

13. “Manusia tahu bahwa dirinya itu lemah, namun anehnya dia terus menerus tidak taat kepada Dia (Allah) Yang Maha Kuat.”

14. “Tanpa tindakan, pengetahuan tidak ada gunanya dan pengetahuan tanpa tindakan itu sia-sia.”

15. “Hidup akan berlaku, namun kematian sangatlah dekat.”

16. “Amal kebajikan adalah pengawal yang akan menjaga kita melawan serangan penderitaan.”

17. “Dengan mengerjakan salat, seseorang akan mendapat penjagaan dari ALLAH SWT di muka bumi ini.”

18. “Ah, ingin aku jadi rumput saja, supaya dimakan oleh kuda (karena sangat ngerinya akan siksaan Allah).”

19. “Jangan memandang rendah kepada setiap muslim, bahkan orang yang paling lemah imannya sekalipun adalah besar di mata Allah.”

20. “Tidak ada pembicaraan yang baik, jika tidak diarahkan untuk memperoleh ridha Allah SWT.”

Agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, kamu harus selalu berbuat baik. Jangan lupa jadilah manusia yang bisa berguna bagi orang lain.

21. “Waspadalah terhadap kesombongan, sebab pada akhirnya kamu kelak akan kembali ke tanah dan tubuhmu akan dimakan oleh cacing.”

22. “Tidak ada manfaat dari uang jika tidak dibelanjakan di jalan Allah. Tidak ada kebaikan dalam diri seseorang jika kebodohannya mengalahkan kesabarannya.”

23. “Sesama Muslim seharusnya hidup seperti layaknya saudara.”

24. “Kami diuji dengan kesusahan, maka kami sabar, tetapi ketika diuji dengan kesenangan (kemewahan), hampir-hampir kami tidak sabar.”

25. “Kebenaran terbesar adalah kejujuran, dan kebohongan terbesar adalah ketidakjujuran.”

26. “Siapa yang menjauhkan diri dari sifat suka mengeluh maka berarti ia mengundang kebahagiaan.”

27. “Jadilah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, tumbuh di tepi jalan. Dilempar buahnya dengan batu, tetapi tetap dibalas dengan buah.”

28. “Setiap segala sesuatu itu ada kelebihannya. Maka janganlah suka meremehkan dan merendahkan.”

29. “Salah satu dosa terburuk adalah seseorang yang menganggap remeh dosanya.”

30. “Aku adalah manusia biasa dan aku bukanlah manusia yang terbaik di antara kamu. Apabila kalian lihat perbuatanku benar, maka ikutilah aku. Tapi bila kalian lihat perbuatanku salah, maka betulkanlah.”

31. “Ada kebesaran dalam rasa takut akan Allah SWT, kepuasan dalam beriman kepada Allah SWT, dan kehormatan dalam kerendahan hati.”

32. “Orang yang mengharapkan surga harus bisa belajar untuk berbuat baik kepada sesama manusia.”

33. “Tidak boleh seorang muslim menghina muslim yang lain. Yang kecil pada kaum muslimin, adalah besar pada sisi Allah.”

34. “Jika nasehat yang baik tidak memberikan pengaruh bagi perubahan seseorang, maka ketahuilah bahwa hatinya itu kosong.”

35. “Semakin banyak ilmu yang kamu miliki, maka semakin besar pula ketakwaanmu terhadap Allah.”

36. “Kecerdasan yang paling cerdas adalah takwa, dan kebodohan yang paling bodoh adalah maksiat.”

37. “Adalah hal yang memalukan bahwa seekor burung justru bangun lebih awal daripada kamu di pagi hari.”