Uncategorized

Takwanya Istri Solehah

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Tidak ada sesuatu yang bermanfaat bagi seorang mukmin setelah takwa kepada Allah selain isteri yang shalihah. 
Jika suami memerintahnya ia akan taat, jika dipandang menyenangkan, jika dia membagi (giliran) untuknya ia menerima, dan jika suami tidak ada ia menjaga kehormatan diri dan hartanya.”
(HR. Ibnu Majah)
Uncategorized

Menahan Syahwat

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Uliyyah dari Ibnu ‘Aun dari Ibrahim ia berkata; Al Aswad dan Masruq menemui ‘Aisyah dan bertanya, “Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mencumbu isterinya di saat berpuasa?” ia menjawab, “Ya, beliau pernah melakukannya. Tetapi beliau lebih mampu menahan syahwat dari pada kalian. ”
HR. Ibnu Majah
Uncategorized

Jika Suami Mendapati Istri Selingkuh Dengan Pria Lain

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Ibnu Syihab bahwa Sahl bin Sa’id As Sa’idi mengabarkan kepadanya, bahwa ‘Uwaimir Al ‘Ajlani menemui ‘Ashim bin ‘Adi Al Anshari dan berkata;
“Wahai ‘Ashim, bagaimana pendapatmu jika ada seorang laki-laki mendapati isterinya berselingkuh dengan lelaki lain. apakah ia boleh membunuhnya sehingga mereka membunuhnya (sebagai qishah) . Atau apa yang harus dilakukannya? Wahai ‘Ashim, tolong tanyakan hal ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” ‘Ashim lalu menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tapi beliau malah membenci pertanyaan tersebut dan mencelanya sehingga apa yang didengarnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuatnya semakin berat. Ketika ‘Ashim pulang kepada isterinya, Uwaimir menemuinya dan bertanya; “Wahai ‘Ashim, apa jawaban Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepadamu?” ‘Ashim menjawab; “Tidak ada yang baik, bahkan beliau malah membenci pertanyaan yang saya lontarkan kepada beliau.” ‘Uwaimir berkata; “Demi Allah, saya tidak akan puas sampai saya menanyakan sendiri kepada beliau! ” Kemudian Uwaimir segera beranjak menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sedang berada di tengah-tengah kerumunan orang-orang. Ia lalu bertanya; “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda, jika ada seorang suami yang mendapati isterinya berselingkuh dengan lelaki lain. Bolehkah dia membunuhnya, sehingga keluarga iipihak isteri membujuhnya sebagai qishah, atau bagaimana?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas menjawab; “Telah diturunkan ayat yang berkenaan dengan dirimu dan isterimu. Maka pergi dan bawalah isterimu kemari.” Sahl berkata; “Mereka berdua akhirnya saling melaknat, sementara aku bersama orang-orang berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika mereka selesai dari mula’anah (saling laknat), Uwaimir pun berkata, “Wahai Rasulullah, saya telah berbohong atasnya jika saya tetap mempertahankannya.” Uwaimi lalu menjatuhkan talak tiga kali kepada isterinya sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkannya.” Malik berkata; Ibnu Syihab berkata, “Peristiwa itu terjadi setelah turun wahyu tentang bermula’anah (saling laknat bahwa dirinya tidak berzina) .”
HR. Malik
Uncategorized

Salah Satu Syarat Untuk Rujuk Setelah Cerai

Seorang laki-laki menceraikan istrinya dengan talak tiga, lantas istrinya menikah dengan laki-laki lain, kemudian suami kedua menceraikannya sebelum menggaulinya, lantas suami pertama ingin menikahinya lagi,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya mengenai hal itu, maka beliau menjawab: “Tidak boleh, sampai suami yang kedua mencicipi madunya sebagaimana suami pertama merasakan madunya.”
(HR. Muslim)

Konten Islami Lainnnya:

– Parno Karena Batuk Corona
– Komik Islami Doa Pejuang Nafkah
– Komik Islami Muslimah Memanah Dan Tahajud
– Komik Islami Nasehat Dan Renungan
– Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia Yang Sebenarnya

– Perlunya Kerjasama Dalam Rumah Tangga
– Baju Koko Vs Jersey – Komik Islami
– Dunia Hanya Sementara
– Komik Islami Bahasa Inggris
– Komik Islami Tarawih Surat Pendek

– Kisah Pendek Khutbah Jum’at
– Menunggu Punahnya Corona
– Komik Pendek Islami
– Jangan Pernah Menunda Ibadah
– Komik Islami Hitam Putih

Selamat Membaca.. Bantu Kami Dengan Donasi.. Dengan Kontak Businessfwj@gmail.com

Uncategorized

Memilih Calon Istri Sesuai Anjuran Rasulullah

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
“Seorang wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung.”
(HR. Muslim)

Konten Islami Lainnnya:

– Parno Karena Batuk Corona
– Komik Islami Doa Pejuang Nafkah
– Komik Islami Muslimah Memanah Dan Tahajud
– Komik Islami Nasehat Dan Renungan
– Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia Yang Sebenarnya

– Perlunya Kerjasama Dalam Rumah Tangga
– Baju Koko Vs Jersey – Komik Islami
– Dunia Hanya Sementara
– Komik Islami Bahasa Inggris
– Komik Islami Tarawih Surat Pendek

– Kisah Pendek Khutbah Jum’at
– Menunggu Punahnya Corona
– Komik Pendek Islami
– Jangan Pernah Menunda Ibadah
– Komik Islami Hitam Putih

Selamat Membaca.. Bantu Kami Dengan Donasi.. Dengan Kontak Businessfwj@gmail.com

Uncategorized

Keistimewaan Rasulullah Dalam Menahan Syahwatnya

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Uliyyah dari Ibnu ‘Aun dari Ibrahim ia berkata; Al Aswad dan Masruq menemui ‘Aisyah dan bertanya, “Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mencumbu isterinya di saat berpuasa?” ia menjawab, “Ya, beliau pernah melakukannya. Tetapi beliau lebih mampu menahan syahwat dari pada kalian. ”
HR. Ibnu Majah
Uncategorized

Setiap Lelaki Mendapat 2 Istri Di Surga

Telah menceritakan kepada kami Al Abbas bin Muhammad Ad Dauri telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin Musa telah mengkhabarkan kepada kami Syaiban dari Firas dari ‘Athiyah dari Abu Sa’id Al Khudri dari nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Golongan pertama yang masuk surga mereka bagaikan bulan di malam purnama dan golongan kedua seperti warna bintang bersinar terang terindah dilangit, setiap lelaki di antara mereka mendapatkan dua istri, setiap istri mengenakan tujuhpuluh perhiasan, sungsumnya terlihat dari belakang.” Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih.
HR. Tirmidzi
Uncategorized

Sepuluh Pelajaran Dari Istri Nabi

Ada beberapa pelajaran penting yang bisa diambil dari pernikahan Nabi dengan sebelas istri beliau yang telah diterangkan sebelumnya:
Pertama: Dalam memilih istri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memprioritaskan untuk memilih agamanya yang baik termasuk akhlaknya. Walaupun beliau punya pertimbangan melihat dari sisi nasab (kehormatan) dan kecantikan seperti pada saat menikahi Shafiyyah binti Huyay. Begitu pula alasan para wanita menerima Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah karena akhlak beliau yang begitu mulia.
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam anjurkan untuk memilih yang bagus agamanya sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi.” (HR. Bukhari, no. 5090 dan Muslim, no. 1466)
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia pernah berkata,
تَزَوَّجْتُ امْرَأَةً فِى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَلَقِيتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « يَا جَابِرُ تَزَوَّجْتَ ». قُلْتُ نَعَمْ. قَالَ « بِكْرٌ أَمْ ثَيِّبٌ ». قُلْتُ ثَيِّبٌ. قَالَ « فَهَلاَّ بِكْرًا تُلاَعِبُهَا ». قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِى أَخَوَاتٍ فَخَشِيتُ أَنْ تَدْخُلَ بَيْنِى وَبَيْنَهُنَّ. قَالَ « فَذَاكَ إِذًا. إِنَّ الْمَرْأَةَ تُنْكَحُ عَلَى دِينِهَا وَمَالِهَا وَجَمَالِهَا فَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ »
“Aku pernah menikahi seorang wanita di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu aku bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pun bertanya, “Wahai Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Ia menjawab, “Iya sudah.” “Yang kau nikahi gadis ataukah janda?”, tanya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku pun menjawab, “Janda.” Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Kenapa engkau tidak menikahi gadis saja, bukankah engkau bisa bersenang-senang dengannya?” Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki beberapa saudara perempuan. Aku khawatir jika menikahi perawan malah nanti ia sibuk bermain dengan saudara-saudara perempuanku.” Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu berarti alasanmu. Ingatlah, wanita itu dinikahi karena seseorang memandang agama, harta, dan kecantikannya. Pilihlah yang baik agamanya, engkau pasti menuai keberuntungan.” (HR. Muslim, no. 715)
Dan ingatlah wanita yang baik pasti mendapatkan laki-laki yang baik,
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (QS. An-Nuur: 26)
Adapun manfaat dari menikah dengan yang shalih/shalihah adalah bisa mengambil manfaat dari akhlak, bisa mendapatkan keberkahan (kebaikan yang banyak), bisa mendapatkan manfaat dari cara dia beragama dan aman dari berbagai mafsadat. Lihat Syarh Shahih Muslim, 10:50.
Kedua: Istri-istri Nabi terkenal sangat mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya.
Contohnya adalah Saudah binti Zam’ah dan Zainab binti Jahsy.  Setelah berhaji bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau memerintahkan kepada istri-istrinya untuk berdiam di rumah, tidak berhaji lagi setelah itu. Mereka berdua juga menjalankan firman Allah,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab: 33)
Ketiga: Istri-istri Nabi terkenal rajin ibadah.
Contohnya, Juwairiyyah dikenal rajin ibadah dan rajin berdzikir. Sehabis Shubuh ia punya kebiasaan berdiam di masjidnya, menyibukkan diri dengan dzikir hingga matahari meninggi (hingga siang).
Keempat: Istri-istri Nabi terkenal cerdas.
Di antaranya, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Ia berada pada urutan keempat dari sisi riwayat hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Hurairah meriwayatkan 5374 hadits. Ibnu ‘Umar meriwayatkan 2630 hadits. Anas bin Malik meriwayatkan 2286 hadits. Aisyah sendiri meriwayatkan 2210 hadits. Aisyah memiliki keistimewaan tersendiri karena mendapatkan hadits dengan langsung menukil dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini berbeda dengan para sahabat yang lain yang meriwayatkan satu sama lain. Kebanyakan hadits yang diriwayatkan Aisyah adalah mengenai sunnah fi’liyah yaitu ajaran berupa perbuatan atau praktik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara langsung.
Kecerdasan dari Aisyah diketahui dari bagaimanakah dhabith-nya dalam meriwayatkan hadits. Yang dimaksud dhabith adalah ketelitian dan kuatnya hafalannya. Sampai-sampai dikatakan oleh Abu Musa, “Tidaklah kami para sahabat Nabi mendapatkan kebingungan mengenai suatu hadits melainkan kami akan mendatangi Aisyah dan kami akan mendapatkan ilmu darinya.” (HR. Tirmidzi, no. 3883. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Kelima: Mau menerima keadaan suami apa adanya atau narimo (qana’ah)
‘Ubaid bin As-Sabbaq menyatakan bahwa Juwairiyyah—istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemuinya lalu menanyakan, “Apakah ada makanan di rumah?” Ia menyatakan, “Tidak ada wahai Rasulullah, kami tidak memiliki makanan selain tulang kambing yang didapat dari bekas budakku dan itu dari harta sedekah.” (HR. Muslim, no. 1806)
Keutamaan sifat qana’ah disebutkan dalam hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup, dan Allah memberikan sifat qana’ah atas apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim, no. 1054).
Keenam: Sabar dalam menghadapi fitnah dan tuduhan yang tidak benar seperti kasus Aisyah yang dituduh selingkuh.
Ketujuh: Mengajarkan itsar seperti Saudah memberikan jatah malamnya kepada istri yang paling dicintai Nabi yaitu Aisyah. Yang dimaksud itsar adalah mendahulukan yang lain dari diri sendiri dalam urusan duniawiyah berharap pahala akhirat.
Kedelapan: Punya sifat takwa dan wara’.
Istri Nabi seperti Ummu Salamah punya kebiasaan memperbanyak istighfar, ini menunjukkan ketakwaannya.
Contoh sifat wara’ pada Zainab binti Jahsy. Ketika Zainab ditanya tentang Aisyah mengenai fitnahan selingkuh (haditsul ifki), Zainab menjawab, “Wahai Rasulullah! Aku menjaga pendengaran dan penglihatanku. Demi Allah, yang aku tahu dia hanyalah baik.” (HR. Bukhari, no. 2661 dan Muslim, no. 2770)
Dalam Madarij As-Salikin, Ibnul Qayyim menyatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menghimpun sifat wara’ dalam satu kalimat yaitu dalam sabda beliau, “Di antara tanda kebaikan Islam seseorang yaitu meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.
Kesembilan: Di antara istri Nabi ada yang dikenal dengan Ummul Masakin seperti Zainab binti Khuzaimah dan Zainab binti Jahsy digelari Ma’wal Masakin karena banyak bersedekah kepada orang-orang miskin.
Kesepuluh: Membela istri dan berhusnuzan kepadanya
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Cukup sudah engkau berkata tentang Shafiyyah seperti ini dan itu, ia itu wanita yang pendek (sambil berisyarat dengan jari).” Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,
لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ
Sungguh engkau telah mengatakan suatu perkataan yang andai saja tercampur dengan air laut, kalimat itu akan mengotorinya.” (HR. Abu Daud, no. 4875 dan Tirmidzi, no. 2502. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Tidak boleh suami mencari-cari kesalahan istri. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَطْرُقَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ لَيْلاً يَتَخَوَّنُهُمْ أَوْ يَلْتَمِسُ عَثَرَاتِهِمْ
“Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam melarang seseorang mendatangi istrinya di malam hari untuk mencari-cari tahu apakah istrinya berkhianat kepadanya atau untuk mencari-cari kesalahannya” (HR. Muslim, no. 715)
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu pula, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قَدِمَ أَحَدُكُمْ لَيْلاً فَلاَ يَأْتِيَنَّ أَهْلَهُ طُرُوْقًا حَتَّى تَسْتَحِدَّ الْمَغِيْبَةُ وَتَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ
Jika salah seorang dari kalian datang pada malam hari maka janganlah ia mendatangi istrinya. (Berilah kabar terlebih dahulu) agar wanita yang ditinggal suaminya mencukur bulu-bulu kemaluannya dan menyisir rambutnya.” (HR. Bukhari, no. 5246 dan Muslim, no. 715)
Masing-masing pasangan tentu tidak ada yang sempurna sehingga perlu memahami kekurangan satu dan lainnya, lalu terus memperbaiki diri. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِىَ مِنْهَا آخَرَ
Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika si pria tidak menyukai suatu akhlak pada si wanita, maka hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridhai.” (HR. Muslim, no. 1469).
Semoga menjadi pelajaran berharga. Wallahu waliyyut taufiq.
Uncategorized

Cara Menggauli Istri Yang Sedang Haid

Telah mengabarkan kepada kami Khalid bin Makhlad telah menceritakan kepada kami Malik bin Anas dari Zaid bin Aslam ia berkata:
“Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata: “Apa yang dihalalkan bagiku terhadap isteriku saat ia sedang haid?”,
beliau menjawab: “Hendaklah kamu kencangkan sarungnya, kemudian dibolehkan bagimu bagian atasnya”.
– HR. Darimi