Uncategorized

Doa Agar Tegar Dan Menerangi Manusia Dengan Kebaikan



Doa Agar Tegar Dan Menerangi Manusia Dengan Kebaikan

اللَّهُمَّ ثَبِّتْنِي وَاجْعَلْنِي هَادِيًا مَهْدِيًّا

Ya Allâh, teguhkanlah aku! Dan jadikanlah aku sebagai pemberi petunjuk dan sekaligus mendapat petunjuk.

Asal doa ini adalah bahwa suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Jarir Bin Abdillah al-Bajali Radhiyallahu anhu : “Wahai Jarir! Buat aku nyaman dari Dzul Khalashah (dengan melenyapkannya)”. Yaitu sebuah bangunan (terdapat berhala di sana) milik Khats’am yang biasa disebut dengan Ka’bah Yamaniyah. Maka Jarir pun segera bertolak bersama 150 ksatria berkuda. Dan Jarir saat itu mengeluhkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang dirinya yang tidak bisa duduk mantap di atas pelana kudanya. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menepuk dada Jarir, dan mendoakannya: “Ya Allâh, teguhkanlah ia, dan jadikan ia pemberi petunjuk sekaligus mendapat petunjuk.”

Dalam doa ini terkandung permohonan agar diberi ketegaran dan kekokohan dalam segala hal; baik tegar secara fisik maupun mental; baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Permohonan agar diberi kekokohan tersebut sifatnya umum dan menyeluruh, seperti yang ditunjukkan dalam ungkapan tersebut yang tidak menyebutkan obyeknya (maf’ul bih). Artinya tegar dalam segala hal. Tegarnya hati sekaligus fisik dalam menghadapi musuh, tegar menghadapi fitnah, syahwat, syubhat, tegar saat menjemput kematian agar tidak disesatkan syetan, tegar di alam Barzakh, juga tegar di hari akhir di atas Shirat. Ini adalah termasuk jawâmi’ul kalim dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ; ungkapan dengan lafazh singkat, namun sarat arti dan dalam cakupannya.

Doa ini juga memuat permohonan agar Allâh Azza wa Jalla memberikan kepadanya petunjuk (petunjuk taufiq), sekaligus agar ia memberi petunjuk kepada orang lain; yaitu dengan menunjukkan kebaikan kepada orang lain. Ini adalah nikmat Allâh Azza wa Jalla yang begitu luhur bagi hamba; yaitu agar Allâh Azza wa Jalla mengokohkannya di atas agama ini dan memberinya petunjuk-Nya, kemudian agar Allâh Azza wa Jalla menganugerahkan kepadanya taufik untuk berdakwah menyeru manusia pada yang makruf dan mencegah yang mungkar.

Lihat Syarh ad-Du’â’ Min al-Kitab wa as-Sunnah doa no 131.

Konten Islami Lainnnya:

– Hindari Berkata Kotor
– Perang Melawan Hawa Nafsu
– Jangan Mencari Keburukan Orang
– Komik Islami Tentang Cinta
– Jomblo Halu Kepengen Punya Istri

Selamat Membaca.. Bantu Kami Dengan Donasi.. Dengan Kontak Businessfwj@gmail.com

Uncategorized

Tafsir Surat An-Nas Dan Terjemahan

Surat An-Nas (Manusia)
6 Ayat • Surat ke 114 • Makkiyah

Surat An-Nas Ayat 1

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ

1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.

Tafsir: (Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabb manusia) Yang menciptakan dan Yang memiliki mereka; di sini manusia disebutkan secara khusus sebagai penghormatan buat mereka; dan sekaligus untuk menyesuaikan dengan pengertian Isti’adzah dari kejahatan yang menggoda hati mereka.

Surat An-Nas Ayat 2

مَلِكِ النَّاسِ

2. Raja manusia.

Tafsir: (Raja manusia.)

Surat An-Nas Ayat 3

إِلَٰهِ النَّاسِ

3. Sembahan manusia.

Tafsir: (Sesembahan manusia) kedua ayat tersebut berkedudukan sebagai Badal atau sifat, atau ‘Athaf Bayan, kemudian Mudhaf Ilaih. Lafal An-Naas disebutkan di dalam kedua ayat ini, dimaksud untuk menambah jelas makna.

Surat An-Nas Ayat 4

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ

4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,

Tafsir: (Dari kejahatan bisikan) setan; setan dinamakan bisikan karena kebanyakan godaan yang dilancarkannya itu melalui bisikan (yang biasa bersembunyi) karena setan itu suka bersembunyi dan meninggalkan hati manusia bila hati manusia ingat kepada Allah.

Surat An-Nas Ayat 5

الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ

5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

Tafsir: (Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia) ke dalam kalbu manusia di kala mereka lalai mengingat Allah.

Surat An-Nas Ayat 6

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

6. dari (golongan) jin dan manusia.

Tafsir: (Dari jin dan manusia”) lafal ayat ini menjelaskan pengertian setan yang menggoda itu, yaitu terdiri dari jenis jin dan manusia, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat lainnya, yaitu melalui firman-Nya, “yaitu setan-setan dari jenis manusia dan dari jenis jin.” (Q.S. Al-An’am, 112) Atau lafal Minal Jinnati menjadi Bayan dari lafal Al-Waswaasil Khannaas, sedangkan lafal An-Naas di’athafkan kepada lafal Al-Waswaas. Tetapi pada garis besarnya telah mencakup kejahatan yang dilakukan oleh Lubaid dan anak-anak perempuannya yang telah disebutkan tadi. Pendapat pertama yang mengatakan bahwa di antara yang menggoda hati manusia adalah manusia di samping setan, pendapat tersebut disanggah dengan suatu kenyataan, bahwa yang dapat menggoda hati manusia hanyalah bangsa jin atau setan saja. Sanggahan ini dapat dibantah pula, bahwasanya manusia pun dapat pula menggoda manusia lainnya, yaitu dengan cara yang sesuai dengan keadaan dan kondisi mereka sebagai manusia. Godaan tersebut melalui lahiriah, kemudian merasuk ke dalam kalbu dan menjadi mantap di dalamnya, yaitu melalui cara yang dapat menjurus ke arah itu. — Wallahu A’lam – Akhirnya hanya Allah sajalah Yang Maha Mengetahui.

Uncategorized

Tafsir Surat Al-Alaq Dan Terjemahan

Surat Al-‘Alaq (Segumpal Darah)
19 Ayat • Surat ke 96 • Makkiyah

Surat Al-‘Alaq Ayat 1

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

Tafsir: (Bacalah) maksudnya mulailah membaca dan memulainya (dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan) semua makhluk.

Surat Al-‘Alaq Ayat 2

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Tafsir: (Dia telah menciptakan manusia) atau jenis manusia (dari ‘alaq) lafal ‘Alaq bentuk jamak dari lafal ‘Alaqah, artinya segumpal darah yang kental.

Surat Al-‘Alaq Ayat 3

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ

3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

Tafsir: (Bacalah) lafal ayat ini mengukuhkan makna lafal pertama yang sama (dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah) artinya tiada seorang pun yang dapat menandingi kemurahan-Nya. Lafal ayat ini sebagai Haal dari Dhamir yang terkandung di dalam lafal Iqra’.

Surat Al-‘Alaq Ayat 4

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

Tafsir: (Yang mengajar) manusia menulis (dengan qalam) orang pertama yang menulis dengan memakai qalam atau pena ialah Nabi Idris a.s.

Surat Al-‘Alaq Ayat 5

عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Tafsir: (Dia mengajarkan kepada manusia) atau jenis manusia (apa yang tidak diketahuinya) yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah, menulis dan berkreasi serta hal-hal lainnya.

Surat Al-‘Alaq Ayat 6

كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَىٰ

6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,

Tafsir: (Ketahuilah) artinya memang benar (sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas)

Surat Al-‘Alaq Ayat 7

أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَىٰ

7. karena dia melihat dirinya serba cukup.

Tafsir: (karena dia melihat dirinya) sendiri (serba cukup) dengan harta benda yang dimilikinya; ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal. Dan lafal Ra-aa tidak membutuhkan Maf’ul kedua; dan lafal An Ra-aahu berkedudukan sebagai Maf’ul Lah.

Surat Al-‘Alaq Ayat 8

إِنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ الرُّجْعَىٰ

8. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).

Tafsir: (Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah) hai Manusia (tempat kembali) yakni kembali kalian nanti, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepada orang yang melampaui batas sesuai dengan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Di dalam ungkapan ini terkandung ancaman dan peringatan buat orang yang berlaku melampaui batas.

Surat Al-‘Alaq Ayat 9

أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَىٰ

9. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,

Tafsir: (Bagaimana pendapatmu) lafal Ara-ayta dan dua lafal lainnya yang sama nanti mengandung makna Ta’ajjub (tentang orang yang melarang) yang dimaksud adalah Abu Jahal.

Surat Al-‘Alaq Ayat 10

عَبْدًا إِذَا صَلَّىٰ

10. seorang hamba ketika mengerjakan shalat,

Tafsir: (Seorang hamba) yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. (ketika dia mengerjakan salat.)

Surat Al-‘Alaq Ayat 11

أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ عَلَى الْهُدَىٰ

11. bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,

Tafsir: (Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu) (berada di atas kebenaran)

Surat Al-‘Alaq Ayat 12

أَوْ أَمَرَ بِالتَّقْوَىٰ

12. atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?

Tafsir: (Atau) huruf Au di sini menunjukkan makna Taqsim (dia menyuruh bertakwa.)

Surat Al-‘Alaq Ayat 13

أَرَأَيْتَ إِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ

13. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?

Tafsir: (Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakannya) yakni mendustakan Nabi saw. (dan berpaling) dari iman?

Surat Al-‘Alaq Ayat 14

أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَىٰ

14. Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?

Tafsir: (Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat) apa yang dilakukannya itu; artinya Dia mengetahuinya, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepadanya dengan balasan yang setimpal. Maka sudah sepatutnya kamu hai orang yang diajak berbicara untuk merasa heran terhadap orang yang melarang itu, karena ia melarang Nabi melakukan salat, padahal orang yang dilarangnya itu berada dalam jalan hidayah dan memerintahkan untuk bertakwa. Yang amat mengherankan lagi ialah bahwa yang melarangnya itu mendustakannya dan berpaling dari iman.

Surat Al-‘Alaq Ayat 15

كَلَّا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ

15. Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya,

Tafsir: (Sekali-kali tidaklah demikian) kalimat ini mengandung makna hardikan dan cegahan baginya (sungguh jika) huruf Lam di sini menunjukkan makna qasam atau sumpah (dia tidak berhenti) dari kekafiran yang dilakukannya itu (niscaya Kami akan tarik ubun-ubunnya) atau Kami akan seret dia masuk neraka dengan cara ditarik ubun-ubunnya.

Surat Al-‘Alaq Ayat 16

نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ

16. (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.

Tafsir: (Yaitu ubun-ubun) lafal Naashiyatan adalah isim Nakirah yang berkedudukan menjadi Badal dari isim Ma’rifat yaitu lafal An-Naashiyah pada ayat sebelumnya (orang yang mendustakan lagi durhaka) makna yang dimaksud adalah pelakunya; dia disifati demikian secara Majaz.

Surat Al-‘Alaq Ayat 17

فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ

17. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),

Tafsir: (Maka biarlah dia memanggil golongannya) yakni teman-teman senadinya; Nadi adalah sebuah majelis tempat mereka memusyawarahkan sesuatu perkara. Sesungguhnya orang yang melarang itu mengatakan kepada Nabi saw. sewaktu dia mencegahnya dari melakukan salat, “Sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa tiada seseorang pun di Mekah ini yang lebih banyak teman senadinya daripada aku. Sesungguhnya jika kamu mau meninggalkan salat, aku benar-benar akan memberikan kepadamu, kuda-kuda yang tak berpelana dan laki-laki pelayan sepenuh lembah ini.”

Surat Al-‘Alaq Ayat 18

سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ

18. kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah,

Tafsir: (Kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah) mereka adalah malaikat-malaikat yang terkenal sangat bengis lagi kejam, untuk membinasakannya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam salah satu hadis, yaitu, “Seandainya dia benar-benar memanggil golongan senadinya, niscaya dia akan diazab oleh malaikat Zabaniyah secara terang-terangan.”

Surat Al-‘Alaq Ayat 19

كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ ۩

19. sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).

Tafsir: (Sekali-kali tidaklah demikian) kalimat ini mengandung hardikan dan cegahan baginya (janganlah kamu patuhi dia) hai Muhammad untuk meninggalkan salat (dan sujudlah) maksudnya salatlah demi karena Allah (dan mendekatlah) kepada-Nya dengan melalui amal ketaatan.

Uncategorized

Tafsir Surat Al-Insan Dan Terjemahan

Surat Al-Insan (Manusia)
31 Ayat • Surat ke 76 • Madaniyah

Surat Al-Insan Ayat 1
هَلْ أَتَىٰ عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا

1. Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?

Surat Al-Insan Ayat 2
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا

2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.

Surat Al-Insan Ayat 3
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا

3. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.

Surat Al-Insan Ayat 4
إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَلَاسِلَ وَأَغْلَالًا وَسَعِيرًا

4. Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala.

Surat Al-Insan Ayat 5
إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا

5. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur,

Surat Al-Insan Ayat 6
عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا

6. (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.

Surat Al-Insan Ayat 7
يُوفُونَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيرًا

7. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.

Surat Al-Insan Ayat 8
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا

8. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.

Surat Al-Insan Ayat 9
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا

9. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.

Surat Al-Insan Ayat 10
إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا

10. Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.

Surat Al-Insan Ayat 11
فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا

11. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.

Surat Al-Insan Ayat 12
وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا

12. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,

Surat Al-Insan Ayat 13
مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ ۖ لَا يَرَوْنَ فِيهَا شَمْسًا وَلَا زَمْهَرِيرًا

13. di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan.

Surat Al-Insan Ayat 14
وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلًا

14. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.

Surat Al-Insan Ayat 15
وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِآنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا

15. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca,

Surat Al-Insan Ayat 16
قَوَارِيرَ مِنْ فِضَّةٍ قَدَّرُوهَا تَقْدِيرًا

16. (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya.

Surat Al-Insan Ayat 17
وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيلًا

17. Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.

Surat Al-Insan Ayat 18
عَيْنًا فِيهَا تُسَمَّىٰ سَلْسَبِيلًا

18. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.

Surat Al-Insan Ayat 19
۞ وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَنْثُورًا

19. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.

Surat Al-Insan Ayat 20
وَإِذَا رَأَيْتَ ثَمَّ رَأَيْتَ نَعِيمًا وَمُلْكًا كَبِيرًا

20. Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.

Surat Al-Insan Ayat 21
عَالِيَهُمْ ثِيَابُ سُنْدُسٍ خُضْرٌ وَإِسْتَبْرَقٌ ۖ وَحُلُّوا أَسَاوِرَ مِنْ فِضَّةٍ وَسَقَاهُمْ رَبُّهُمْ شَرَابًا طَهُورًا

21. Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih.

Surat Al-Insan Ayat 22
إِنَّ هَٰذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاءً وَكَانَ سَعْيُكُمْ مَشْكُورًا

22. Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan).

Surat Al-Insan Ayat 23
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلًا

23. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.

Surat Al-Insan Ayat 24
فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ آثِمًا أَوْ كَفُورًا

24. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka.

Surat Al-Insan Ayat 25
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

25. Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.

Surat Al-Insan Ayat 26
وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا

26. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.

Surat Al-Insan Ayat 27
إِنَّ هَٰؤُلَاءِ يُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَاءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيلًا

27. Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).

Surat Al-Insan Ayat 28
نَحْنُ خَلَقْنَاهُمْ وَشَدَدْنَا أَسْرَهُمْ ۖ وَإِذَا شِئْنَا بَدَّلْنَا أَمْثَالَهُمْ تَبْدِيلًا

28. Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka.

Surat Al-Insan Ayat 29
إِنَّ هَٰذِهِ تَذْكِرَةٌ ۖ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِ سَبِيلًا

29. Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan, maka barangsiapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya.

Surat Al-Insan Ayat 30
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

30. Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Surat Al-Insan Ayat 31
يُدْخِلُ مَنْ يَشَاءُ فِي رَحْمَتِهِ ۚ وَالظَّالِمِينَ أَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

31. Dan memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.