Uncategorized

Kebiasaan Nabi Muhammad Lengkap

Delima dianggap sebagai buah kesukaan Nabi. Buah ini mengandung mangan yang membantu dalam pembentukan struktur tulang selama proses metabolisme serta mengandung kalium yang membantu dalam mempertahankan fungsi seluler dan menjaga keseimbangan dalam tingkat cairan. Selain itu ada juga flavonoid dan polifenol, antioksidan yang melindungi tubuh kita terhadap penyakit jantung.

Di samping kemuliaan karakter dan watak Nabi, ada banyak kebiasaan Nabi SAW dalam kesehariannya.

1. Nabi SAW melakukan pekerjaannya secara konsisten dan kontinu.

2. Nabi SAW mengerjakan sesuatu dengan yang kanan, selama memungkinkan. Saat bersuci memakai sandal, melangkahkan kaki, makan, minum, berwudhu, mengenakan pakaian, mengambil dan memberikan sesuatu. Di luar ini beliau menggunakan tangan kiri.

3. Jika harus bersumpah, beliau mengucapkan, “Tidak, demi Zat yang menggenggam ayah Qasim.”

4. Jika melihat salah seorang dari keluarganya berbohong, sekali saja, Nabi takkan berpaling sebelum ia mengucapkan kata tobat. Beliau paling benci mendapati seseorang berbohong.

5. Jika Nabi SAW tidak menyukai sesuatu, ketidaksukaannya terlihat pada ekspresi wajahnya.

6. Jika marah saat berdiri maka Nabi akan duduk, jika marah saat duduk maka beliau berbaring sehingga amarahnya hilang.

7. Nabi SAW tidak duduk di tempat yang gelap sampai dinyalakan lampu. Tapi, jika sudah pagi, melihat lampu tidak beliau sukai.

8. Jika melihat jenazah, Nabi banyak diam dan merenung. Sahabat juga melihat beliau berbicara dengan diri sendiri mengenai si mayit dan apa yang menjadi tanggungannya.

9. Jika melihat jenazah selesai dikuburkan, Nabi SAW berdiri di sisi kuburannya dan berkata, “Mintakan ampun kepada Allah untuk saudaramu ini, mintakan agar ia diberi keteguhan, sebab sekarang ia sedang diurus.”

10. Nabi SAW tak pernah berkendaraan untuk mayit siapapun.

11. Jika khawatir melupakan suatu urusan, Nabi SAW mengikatkan benang pada telunjuk atau cincinnya.

9 kebiasaan Rasulullah yang terbukti memberikan manfaat untuk kesehatan tubuh.

1. Bangun lebih awal

Rasulullah selalu bangun pagi hari untuk melaksanakan salat Subuh. Bangun pagi membuat orang lebih produktif untuk memulai harinya, selain itu bangun pagi juga bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan kesehatan mental.

Bangun lebih awal mungkin memang sulit. Cobalah dengan langkah-langkah kecil, seperti bangun tidur 15 menit sebelumnya. Dari langkah kecil tersebut, Anda dapat mulai meningkatkan kualitas hidup Anda.

2. Kurangi porsi makan

Porsi makan yang sedikit dapat mencegah penyakit, hal itu telah ditekankan oleh Nabi Muhammad dan sekarang banyak didukung oleh ilmu sains. Konsep Islam adalah 1/3 untuk makanan Anda, 1/3 untuk cairan Anda dan 1/3 untuk napas Anda. Konsep ini cocok dengan konsep ‘hara hachi bu’ di Jepang yang berarti makanlah sampai Anda hanya 80% kenyang.

3. Makan secara perlahan

Tubuh kita membutuhkan 20 menit untuk mengirim sinyal ke otak sebagai tanda bahwa perut kita sudah kenyang. Makan dengan perlahan akan membantu Anda mengonsumsi makanan lebih sedikit dan meningkatkan pencernaan Anda. Hal ini adalah yang biasa dilakukan oleh Nabi Muhammad.

4. Makan dengan hati-hati

“Makanlah bersama dan tidak terpisah, karena berkah akan diberikan dalam kebersamaan.” (Ibn Majah).

Nabi menekankan untuk berbagi dan menikmati makanan dengan bersama-sama. Hal ini telah terbukti mengurangi stres dan membangun kebiasaan makan yang sehat di dalam keluarga dan anak-anak.

5. Minum dua atau tiga tegukan

Jangan minum air dalam satu tegukan, tetapi minumlah dengan dua atau tiga tegukan. Ini adalah cara Nabi Muhammad SAW minum air. Ilmu pengetahuan saat ini membuktikan bahwa ketika seseorang minum terlalu banyak air dalam waktu singkat mereka dapat mengalami sakit kepala, ketidakseimbangan kadar elektrolit darah dan kadang-kadang juga pusing. Minum perlahan dapat membantu Anda menyerap dan mendapatkan manfaat secara maksimal dari cairan tersebut.

6. Memakan buah delima

Delima dianggap sebagai buah kesukaan Nabi. Buah ini mengandung mangan yang membantu dalam pembentukan struktur tulang selama proses metabolisme serta mengandung kalium yang membantu dalam mempertahankan fungsi seluler dan menjaga keseimbangan dalam tingkat cairan. Selain itu ada juga flavonoid dan polifenol, antioksidan yang melindungi tubuh kita terhadap penyakit jantung.

7. Berpuasa

Bukti terbaru menunjukkan bahwa tidak hanya makanan yang kita konsumsi, tetapi waktu dan pola makan kita juga memiliki dampak besar pada kesehatan kita.

Berpuasa adalah hal yang paling sering dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya selama bulan Ramadan, ia akan berpuasa sampai Maghrib setiap hari Senin dan Kamis serta tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan.

Hal ini mirip dengan praktik Puasa Intermiten. Dan telah terbukti menyeimbangkan kadar hormon, mencegah stres oksidatif, dan mengurangi peradangan secara keseluruhan.

8. Memakan buah kurma

Kurma adalah makanan yang sempurna untuk berbuka puasa. Buah ini dapat menstabilkan kadar gula darah, menyeimbangkan kadar elektrolit darah dan membantu memulai sistem pencernaan Anda.

Nabi Muhammad juga berkata:

“Keluarga yang memiliki kurma tidak akan kelaparan” (Muslim)

Saat ini kurma terbukti meningkatkan produksi oksitosin dalam tubuh dan mempercepat persalinan.

9. Selalu aktif

Nabi Muhammad juga selalu aktif menggerakkan tubuhnya agar sehat. Dalam Islam, melakukan salat adalah salah satu hal yang membantu menjaga tubuh Anda terus bergerak dan sehat. Tubuh yang sehat juga penting bagi umat Islam yang ingin menunaikan ibadah haji.

Kebiasaan Rasulullah
1. Sholat Subuh Rasulullah
Sholat Subuh menjadi penentu keberhasilan seorang muslim. Mereka yang pagi harinya diisi dengan Sholat Subuh berjamaah di masjid, maka akan mendapatkan jaminan dari Allah SWT. Agar bisa memulai hari dengan baik, kita bisa meniru kebiasaan sholat subuh Rasulullah.

Beliau biasa menunaikan sholat subuh bersama para Sahabat di masjid, dan kemudian tidak beranjak dari tempat sholatnya hingga matahari terbit. Ketika beliau mengetahui matahari telah terbit, beliau sholat dua rakaat, yang kini dikenal sebagai sholat sunnah syuruq. Kebiasaan Rasulullah itu dituturkan oleh Jabir bin Samurah dan diriwayatkan oleh Imam Abu Daud.

Para ulama menjelaskan bahwa waktu antara ba’da Subuh hingga setelah terbit matahari itu biasa digunakan Rasulullah untuk berdzikir. Setelah itu, kita bisa menunaikan sholat syuruq atau sholat dhuha di awal waktu. Boleh juga melakukan sholat dhuha sebanyak empat rakaat atau lebih di sepanjang rentang waktu dhuha (tidak harus setelah matahari terbit).

2. Kebiasaan Rasulullah Membantu Pekerjaan Istri
Setelah kembali dari masjid, Rasulullah bertemu dengan istrinya di rumah. Namun, beliau tidak lantas bersantai dan berleha-leha. Hal yang dilakukan Rasulullah adalah membantu istrinya.

Aisyah ra. menuturkan (sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad) bahwa Rasulullah ikut membantu pekerjaan rumah tangga istrinya. Beliau tidak keberatan memerah susu kambing, menjahit baju, melayani kebutuhannya sendiri, hingga menjahit sandal.

3. Kebiasaan Rasulullah Bersikap Lembut kepada Keluarganya
Rasulullah merupakan pribadi yang lembut dan penuh kasih sayang. Dalam aktivitasnya di rumah, beliau selalu menunjukkan sikap yang baik, memuliakan, dan lembut.

Aisyah ra menuturkan bahwa Rasulullah tidak pernah memukul dengan tangannya, baik terhadap seorang wanita ataupun pelayan, melainkan di waktu sedang berjihad fi-sabilillah (HR.Muslim).

4. Kebiasaan Qailulah Rasulullah
 qailulah adalah tidur sejenak di siang hari. Kebiasaan ini beliau lakukan agar bisa bangun untuk sholat malam. Rasulullah bersabda, “Tidurlah pada waktu qailulah, karena sungguh setan tidak tidur qailulah.” (HR.Thabrani).

5. Makan dengan Tangan Kanan
Dalam hal sederhana seperti makan, ada kebiasaan Rasulullah yang bisa kita tiru agar makanan yang kita santap menjadi berkah. Rasulullah selalu makan dengan tangan kanan. Beliau bersabda, “Jika salah seorang dari kalian makan, hendaknya ia makan dengan tangan kanannya, dan jika minum hendaknya minum dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya” (HR.Muslim).

6. Tidur Rasulullah
Tidur adalah saat manusia mengistirahatkan tubuhnya. Saat tidur, Rasulullah terbiasa berwudhu sebelum tidur, lalu sholat witir, membersihkan tempat tidur, kemudian berbaring menghadap kanan, dan ditutup dengan doa.

Rasulullah bersabda:

“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR.Bukhari dan Muslim).

“Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengibaskan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya” (HR.Bukhari dan Muslim).

Abu Hurairah juga menuturkan, “Kekasihku yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan kepadaku tiga wasiat: berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha, mengerjakan witir sebelum tidur” (HR.Bukhari).

7. Kebiasaan Rasulullah Mengucapkan Salam
Rasulullah juga dikenal pribadi yang hangat dan selalu menjaga hubungan baik dengan orang di sekelilingnya. Dituturkan oleh Abu Hurairah, beliau pernah berpesan, “Hendaklah yang kecil memberi salam pada orang yang lebih tua, hendaklah yang berjalan memberi salam pada yang sedang duduk, hendaklah yang sedikit memberi salam pada yang banyak.” (HR.Bukhari dan Muslim).

8. Mengucapkan Terima Kasih dan Bersyukur
Nikmat Allah datang dari berbagai jalan. Karena itu, kita harus meneladani kebiasaan Rasulullah dalam berterima kasih kepada manusia dan bersyukur kepada Allah. Beliau bersabda, “Tidak dianggap bersyukur kepada Allah orang yang tidak bersyukur kepada manusia.” (HR.Abu Dawud).

9. Sholat Malam Rasulullah
Rasulullah terbiasa bangun malam untuk menunaikan sholat tahajud. Beliau berpesan kepada umatnya, ”Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ’Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku penuhi. Dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni.” (HR.Bukhari dan Muslim).

KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW SEPUTAR SHALAT
1.             Selalu shalat sunnah fajar
2.             Meringankan shalat sunnah fajar
3.             Membaca surat Al-Ikhlas dan Al-Kafirun dalam shalat fajar (ayat lain yang dibaca Nabi dalam shalat sunnah fajar)
4.             Berbaring sejenak setelah shalat sunnah fajar
5.             Mengerjakan shalat sunnah di rumah
6.             Selalu shalat sunnah empat rakaat sebelum dhuhur
7.             Mengganti dengan empat rakaat setelah duhur jika tidak sempat shalat sebelumnya
8.             Shalat sunnah dua atau empat rakaat sebelum ashar
9.             Shalat sunnah dua rakaat sesudah maghrib
10.         Shalat sunnah setelah Isya’
11.         Mengakhirkan shalat Isya’
12.         Memanjangkan rakaat pertama dan memendekkan rakaat kedua
13.         Selalu shalat malam (waktu shalat malam Rasulullah saw)
14.         Menggosok gigi apabila bangun malam
15.         Membuka shalat malam dengan 2 rakat ringan
16.         Shalat malam sebelas rakaat (format shalat malam Nabi sebelas rakaat)
17.         Memanjangkan shalat malamnya
18.         Membaca surat Al-A’la, Al-Kafirun dan Al-Ikhlas dalam shalat witir
19.         Mengganti shalat malam di siang hari jika berhalangan
20.         Shalat dhuha empat rakaat
21.         Tetap duduk hingga matahari bersinar setelah shalat subuh
22.         Meluruskan shaf sebelum mulai shlaat jama’ah
23.         Mengangkat kedua tangan saat takbiratul ihram, akan ruku’ dan bangun dari ruku’
24.         Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri
25.         Mengarahkan pandangan ke tempat sujud
26.         Merenggangkan kedua tangan ketika sujud hingga tampak ketiaknya yang putih
27.         Memberi isyarat dengan jari telunjuk ketika tasyahhud dan mengarahkan pandangan ke arah jari telunjuk
28.         Meringankan tasyahhud pertama
29.         Meringankan shalat jika berjama’ah
30.         Menghadap ke arah kanan makmum selesai shalat jama’ah
31.         Bersegera ke masjid begitu masuk waktu shalat
32.         Selalu memperbarui wudhu setiap kali akan shalat
33.         Tidak menshalatkan jenazah yang masih berhutang
34.         Menancapkan tombak sebagai pembatas jika shalat di tanah lapang
35.         Mengajari shalat kepada orang yang baru masuk Islam

KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DI HARI JUM’AT DAN DUA HARI RAYA
36.         Membaca surat As-Sajdah dan Al-Insan dalam shalat subuh di hari Jum’at
37.         Memotong kuku dan kumis setiap hari Jum’at
38.         Mandi pada hari Jum’at
39.         Memakai pakaian terbaik untuk shalat jum’at
40.         Memendekkan khutbah Jum’at dan memanjangkan shalat
41.         Serius dalam khutbahnya dan tidak bergurau
42.         Duduk di antara dua khutbah Jum’at
43.         Membaca surat Al-A’la dan Al-Ghasyiyah dalam shalat Jum’at
44.         Shalat sunnah setelah jum’at
45.         Tidak langsung shalat sunnah setelah Jum’at
46.         Mandi sebelum berangkat shalat Id
47.         Memakai pakaian teraik ketika shalat Id
48.         Makan terlebih dahulu sebelum berangkat shalat Idul Fitri
49.         Baru makan sepulang dari melaksanakan shalat Idul Adha
50.         Shalat Id di tanah lapang
51.         Mengajak semua keluarganya ke tempat shalat Id
52.         Memperlambat pelaksanaan shalat Idul Fitri dan mempercepat pelaksanaan shalat Idul Adha
53.         Langsung shalat Id tanpa Adzan dan Iqomah
54.         Dua kali khutbah dengan diselingi duduk
55.         Pergi dan pulang melalui jalan yang berbeda
56.         Berjalan kaki menuju tempat shalat Id
57.         Membaca surat Qaaf dan Al-Qamar dalam shalat Id
58.         Menyembelih hewan kurban di tempat pelaksanaan shalat Id

KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM MASALAH PUASA
59.         Puasa dan berbuka secara seimbang
60.         Berbuka puasa sebelum shalat maghrib
61.         Berbuka dengan korma
62.         Tetap puasa meskipun bangun dalam keadaan junub
63.         Berpuasa jika tidak mendapatkan makanan di pagi hari
64.         Membatalkan puasa sunnah jika memang ingin makan
65.         Banyak puasa di bulan sya’ban
66.         Puasa enam hari syawal
67.         Puasa hari Arafah
68.         Puasa Asyura atau sepuluh muharam
69.         Puasa hari senin dan kami
70.         Puasa tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan
71.         Mencium istri di siang hari

KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DI BULAN RAMADHAN
72.         Memperbanyak sedekah
73.         Memperbanyak membaca Al-Qur’an
74.         Megnakhirkan waktu sahur
75.         Puasa wishal
76.         Memperbanyak shalat malam (menghidupkan malam ramadhan)
77.         I’tikaf
78.         Menghidupkan sepuluh malam terakhir dan membangunkan keluarganya
79.         Menyuruh para sahabat agar bersungguh-sungguh mencari lailatul qadar

KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM MAKAN DAN MINUM
80.         Tidak pernah mencela makanan
81.         Tidak makan sambil bersandar
82.         Makan dan minum dengan tangan kanan
83.         Makan dengan tiga jari
84.         Menjilati jari-jemari dan tempat makan selesai makan
85.         Mengambil nafas tiga kali ketika minum
86.         Minum dengan duduk dan berdiri
87.         Mulai makan dari pinggir tempat makan
88.         Berdo’a sebelum dan sesudah makan
89.         Tidak pernah kenyang dua hari berturut-turut
90.         Tidak pernah makan di depan meja makan

KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM TIDURNYA
91.         Tidur dalam keadaan suci
92.         Tidur di atas bahu sebelah kanan
93.         Meletakkan tangan di bawah pipi
94.         Meniup kedua tangan dan membaca do’a lalu mengusapkannya ke badan
95.         Tidak suka tidur sebelum Isya’
96.         Tidur pada awal malam dan bangun di sepertiga akhir
97.         Berwudlu dulu jika akan tidur dalam keadaan junub
98.         Berdo’a sebelum dan setelah bangun tidur
99.         Membaca do’a jika terjaga dari tidur
100.     Tidur matanya namun tidak tidur hatinya
101.     Menyilangkan kaki jika tidur di masjid
102.     Tidur hanya beralaskan tikar
103.     Tidak menyukai tidur tengkurap

KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM BEPERGIAN
104.     Berlindung kepada Allah dari beban perjalanan jika hendak bepergian
105.     Senang bepergian pada hari kamis
106.     Senang pergi pada pagi hari
107.     Menyempatkan tidur dalam perjalanan di malam hari
108.     Melindungi diri atau menjauh jika buang hajat
109.     Berada di barisan belakang saat bepergian
110.     Bertakbir tiga kali ketika telah berada di atas kendaraan
111.     Bertakbir saat jalanan naik dan bertasbih saat jalanan menurun
112.     Berdo’a jika tiba waktu malam
113.     Berdo’a jika melihat fajar dalam perjalanan
114.     Berdo’a ketika kembali dari bepergian
115.     Mendatangi masjid terlebih dahulu saat baru tiba dan shalat dua raka’at
116.     Mengundi istri-istrinya jika bepergian
117.     Shalat di atas kendaraan
118.     Menghadap ke arah kiblat terlebih dahulu jika shalat di atas kendaraan
119.     Mendo’akan orang yang ditinggal pergi
120.     Mendo’akan orang yang akan bepergian
121.     Memberi bagian tersendiri kepada orang yang diutus pergi

KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM DZIKIR DAN DO’ANYA
122.     Senang berdoa dengan do’a yang ringkas
123.     Membaca istighfar tiga kali dan berdzikir selepas shalat
124.     Membaca istighfar tujuh puluh kali hingga seratus kali setiap hari
125.     Membaca shalat dan salam atas dirinya jika masuk dan keluar dai masjid
126.     Membaca do’a di pagi dan sore hari
127.     Membaca do’a di akhir majelis
128.     Membaca do’a saat keluar rumah
129.     Berdo’a jika masuk dan keluar kamar kecil
130.     Berdoa jika memakai pakaian baru
131.     Berdo’a jika merasa sakit
132.     Berdo’a jika melihat bulan
133.     Memanjatkan do’a di saat sulit
134.     Berdo’a jika takut pada suatu kaum adam saat bertemu musuh
135.     Berdo’a jika bertiup angin kencang

PERNIK-PERNIK KEBIASAAN NABI SAW
136.     Selalu mengingat Allah di setiap waktu
137.     Mengulangi perkataan hingga tiga kali dan bicara dengan suara yang jelas
138.     Selalu mendahulukan yang kanan
139.     Menutup mulut dan merendahkan suara apabila bersin
140.     Tidak menolak jika diberi minyak wangi
141.     Tidak pernah menolak hadiah
142.     Selalu memilih yang lebih mudah
143.     Bersujud syukur jika mendapat kabar gembira
144.     Bersujud tilawah jika membaca ayat sajdah
145.     Tidak datang ke rumah pada waktu malam melainkan pada pagi dan sore hari
146.     Tidak suka berbincang-bincang setelah Isya’
147.     Tidak senang menyimpan harta dan selalu memberi jika ada yang meminta
148.     Mengulang salam hingga tiga kali
149.     Turut mengerjakan pekerjaan rumah
150.     Pergi ke masjid Quba setiap Sabtu
151.     Sangat marah jika hukum Allah dilanggar namun tidak marah jika dirinya disakiti
152.     Berubah warna mukanya jika tidak menyukai sesuatu
153.     Memilih waktu yang tepat dalam menasihati
154.     Tidak bohong dalam bergurau
155.     Berdiri apabila melihat iringan jenazah
156.     Baru mengangkat pakaian jika telah dekat dengan tanah saat buang hajat
157.     Buang air kecil dengan jongkok
158.     Bermusyawarah jika membicarakan suatu masalah yang penting
159.     Menyuruh istrinya agar memakai kain jika ingin menggaulinya dalam keadaan haid

Uncategorized

Alasan Nabi Muhammad Berpoligami

Alasan Alasan Nabi Muhammad Berpoligami • Nasehat Islam
Istri-istri nabi


1.      Khadijah binti Khuwailid
Ia merupakan isteri nabi Muhammad yang pertama. Sebelum menikah dengan Nabi, ia pernah menjadi isteri dari Atiq bin Abiddan Abu Halah bin Malik dan telah melahirkan empat orang anak, dua dengan suaminya yang bernama Atiq, yaitu Abdullah dan Jariyah, dan dua dengan suaminya Abu Halah yaitu Hindun dan Zainab. Berbagai riwayat memaparkan bahwa saat Muhammad s.a.w. menikah dengan Khadijah, umur Khadijah berusia 40 tahun sedangkan Nabi hanya berumur 25 tahun. Tetapi menurut Ibnu Katsir seorang tokoh dalam bidang tafsir, hadis dan sejarah, mereka menikah dalam usia yang sebaya. Nabi Muhammad s.a.w. bersama dengannya sebagai suami isteri selama 25 tahun yaitu 15 tahun sebelum menerima wahyu pertama dan 10 tahun setelahnya hingga wafatnya Khadijah, kira-kira 3 tahun sebelum hijrah ke Madinah Khadijah wafat saat ia berusia 50 tahun. Ia merupakan isteri nabi Muhammad s.a.w. yang tidak pernah dimadu, karena semua isterinya yang dimadu dinikahi setelah wafatnya Khadijah. Di samping itu, semua anak Nabi kecuali Ibrahim adalah anak kandung Khadijah.Maskawin dari nabi Muhammad s.a.w. sebanyak 20 bakrah dan upacara perkawinan diadakan oleh ayahnya Khuwailid. Riwayat lain menyatakan, upacara itu dilakukan oleh saudaranya Amr bin Khuwailid.
Motif Nabi Muhammad menikahi Khadijah karena Rasa Cinta atau Hukum biologis. Khadijah sendiri yang menyatakan cinta kepada Muhammad karena akhlaqnya yang bagus serta bisa memajukan bisnisnya. Nabi Muhammad juga memahami akan hal ini sehingga menerima cinta dari Khadijah.
2.      Saudah binti Zam’ah
Nabi menikah dengan Saudah setelah wafatnya Khadijah dalam bulan itu juga. Saudah adalah seorang janda tua. Suami pertamanya ialah al-Sakran bin Amr. Saudah dan suaminya al-Sakran adalah di antara mereka yang pernah berhijrah ke Habsyah Saat suaminya meninggal dunia setelah pulang dari Habsyah, maka Rasulullah s.a.w telah mengambilnya menjadi isteri untuk memberi perlindungan kepadanya dan memberi penghargaan yang tinggi kepada suaminya. Acara pernikahan dilakukan oleh Salit bin Amr. Riwayat lain menyatakan upacara dilakukan oleh Abu Hatib bin Amr. Mas kahwinnya ialah 400 dirham.
Motif Nabi Muhammad menikahi Saudah karena menolong janda dan memberikan penghargaan yang besar bagi janda yang suaminya sahid dalam perang. Hal ini sangat bernilai dalam budaya arab khususnya para pahlawan dalam perang.
3.      Aisyah binti Abu Bakar
Akad nikah diadakan di Mekkahsebelum Hijrah, tetapi setelah wafatnya Khadijah dan setelah nabi Muhammad menikah dengan Saudah. Ketika itu Aisyah berumur 16 tahun. Rasulullah tidak bersama dengannya sebagai suami isteri melainkan setelah berhijrah ke Madinah. Ketika itu, Aisyah berumur 19 tahun sementara nabi Muhammad berumur 53 tahun. Aisyah adalah satu-satunya isteri rasulullah yang masih gadis pada saat dinikahi. Upacara dilakukan oleh ayahnya Abu Bakar dengan mas kawin 400 dirham
Motif Nabi Muhammad menikahi Aisyah binti Abu bakar karena politik. Sebab Nabi Muhammad Pasca ditinggal Khadijah tidak ada yang menemani dan melayani di Rumah sehingga ditawari oleh Abu Bakar untuk menikahi Aisyah pada waktu umurnya sudah cukup. Selain itu juga menguatkan kekuatan umat islam dengan nilai kekeluargaan sehingga bisa terhindar dari bani atau kaum lain yang hendak menghancurkan kekuatan islam. Menikahi dengan motif politik bisa dibenarkan karena budaya arab saat itu sebagai jalan melindungi dan memperkuat suatu kaum.
Menjawab Nabi Muhammad menikahi gadis kecil ( pedofilia )
Nabi Muhammad menikahi Aisyah karena pada saat itu Nabi Muhammad ditinggal mati paman (Abu Thalib) dan istrinya ( Khadijah ). Setelah nabi Muhammad ditinggal mati oleh 2 orang tersebut, nyawa Muhammad senantiasa terancam, karena ia sudah dikeluarkan dari banu paman dan istrinya. Perlu diketahui bersama, bahwa di dalam Arab, ada tradisi, bahwa orang – orang yang terikat di dalam banu yang terpandang, akan terjamin keselamatannya. Dan jika diketahui orang tersebut disakiti, maka banu – banu lain berhak melakukan perlawanan terhadap banu yang melakukan “penyerangan “ tersebut. Sehingga dengan adanya budaya yang demikian, posisi Muhammad amat terancam. Lantas bagaimana caraya agar Muhammad bisa mendapatkan perlindungan? Maka Muhammad harus mengikatkan diri pada banu yang disana “ terpandang”. Cara mengikatkan diri dalam banu, dalam tradisi arab adalah dengan menikah. Maka pada saat itu, Abu Bakar, yang termasuk pembesar salah satu Banu di Mekkah, menarik Muhammad untuk menikah dengan anaknya, agar Muhammad aman dari ancaman orang – orang Quraisy. Lantas, mengapa Muhammad tidak berlindung saja pada sahabat ( Abu Bakar bisa termasuk ), daripada harus menikah dengan Aisyah? Karena pada saat itu, jumlah umat muslim masih sangat sedikit. Sehingga amat mustahil bila melakukan perlawanan, maka langkah yang paling aman adalah dengan mengikuti sistem yang ada ( Peluang aman lebih besar ).
Selain itu, bila kita menggunakan ilmu psikologi, dikatakan bahwa tidak mungkin manusia memiliki 2 sifat yang bertentangan secara ekstrim. Pada kasus Muhammad adalah” di satu sisi ia menyukai anak kecil “ namun “ di satu sisi ia menyukai orang tua ( Istri Muhammad selalu diatas 50 tahun, selain Aisyah dan Khadijah dan jumlahnya ada 10 ). Hal ini amat tidak mungkin. Sehingga, pasti Muhammad menikahi Aisyah adalah “bukan” karena motif suka, namun karena motif politik.
4.      Hafshah binti Umar bin al-Khattab
Hafsah seorang janda. Suami pertamanya Khunais bin Hudhafah al-Sahmiy yang meninggal dunia saat Perang Badar Ayahnya Umar meminta Abu Bakar menikah dengan Hafsah, tetapi Abu Bakar tidak menyatakan persetujuan apapun dan Umar mengadu kepada nabi Muhammad. Kemudian rasulullah mengambil Hafsah sebagai isteri.
Motif Nabi Muhammad menikahi Hafsah binti Umar Bin Khattab karena motif politik. Sebab Nabi Muhammad ditawari oleh Umar Bin Khattab untuk menikahi Hafsah untuk menguatkan kekuatan umat islam dengan nilai kekeluargaan sehingga bisa terhindar dari bani atau kaum lain yang hendak menghancurkan kekuatan islam. Menikahi dengan motif politik bisa dibenarkan karena budaya arab saat itu sebagai jalan melindungi dan memperkuat suatu kaum.
5.      Ummu Salamah
Salamah seorang janda tua mempunyai 4 anak dengan suami pertama yang bernama Abdullah bin Abd al-Asad. Suaminya syahid dalam Perang Uhud dan saudara sepupunya turut syahid pula dalam perang itu lalu nabi Muhammad melamarnya. Mulanya lamaran ditolak karena menyadari usia tuanya. Alasan umur turut digunakannya ketika menolak lamaran Abu Bakar dan Umar al Khattab. Lamaran kali kedua nabi Muhammad diterimanya dengan mas kawin sebuah tilam, mangkuk dari sebuah pengisar tepung
Motif Nabi Muhammad menikahi Ummu Salamah karena menolong janda dan memberikan penghargaan yang besar bagi janda yang suaminya sahid dalam perang. Hal ini sangat bernilai dalam budaya arab khususnya para pahlawan dalam perang.
6.      Ummu Habibah binti Abu Sufyan
Ummu Habibah seorang janda. Suami pertamanya Ubaidillah bin Jahsyin al-Asadiy. Ummu Habibah dan suaminya Ubaidullah pernah berhijrah ke Habsyah. Ubaidullah meninggal dunia ketika di rantau dan Ummu Habibah yang berada di Habsyah kehilangan tempat bergantung. Melalui al Najashi, nabi Muhammad melamar Ummu Habibah dan upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.
Motif Nabi Muhammad menikahi Ummu Habibah karena menolong janda dan memberikan penghargaan yang besar bagi janda yang suaminya sahid dalam perang. Hal ini sangat bernilai dalam budaya arab khususnya para pahlawan dalam perang.
7.      Juwairiyah (Barrah) binti Harits
Ayah Juwairiyah ialah ketua kelompok Bani Mustaliq yang telah mengumpulkan bala tentaranya untuk memerangi nabi Muhammad dalam Perang al-Muraisi’ Setelah Bani al-Mustaliq tewas dan Barrah ditawan oleh Tsabit bin Qais bin al-Syammas al-Ansariy. Tsabit hendak dimukatabah dengan 9 tahil emas, dan Barrah pun mengadu kepada nabi. Rasulullah bersedia membayar mukatabah tersebut, kemudian menikahinya.
Motif Nabi Muhammad menikahi Juwariyah karena motif politik dan bentuk pertolongan dengan Juwariyah karena ditawan oleh Tsabit bin Qais bin al-Syammas al-Ansariy. Sehingga mengangkat harkat martaban wanita.
8.      Zainab binti Jahsy
Zainab merupakan isteri Zaid bin Haritsah yang pernah menjadibudak dan kemudian menjadi anak angkat nabi Muhammad s.a.w.setelah dia dimerdekakan. Hubungan suami isteri antara Zainah dan Zaid tidak bahagia karena Zainab dari keturunan mulia, tidak mudah patuh dan tidak setaraf dengan Zaid. Zaid telah menceraikannya walaupun telah dinasihati oleh nabi Muhammad s.a.w. Upacara pernikahan dilakukan oleh Abbas bin Abdul-Muththalib dengan mas kawin 400 dirham, dibayar bagi pihak nabi Muhammad s.a.w.
Motif Nabi Muhammad menikahi Khadijah karena Zainab atau Hukum biologis. Selain itu juga untuk melawan budaya arab yang melarang menikahi anak angkat. Allah meridhoi pernikahan Nabi Muhammad dengan Zainab.
9.      Asma’ binti al-Nu’man al-Kindiyah
Asma’ menikah dengan nabi Muhammad s.a.w.tetapi diceraikan oleh Nabi dan diantar pulang ke keluarganya sebelum hidup bersama karena Asma mengidap penyakit sopak
10.  Umrah binti Yazid al-Kilabiyah
Nabi Muhammad s.a.w. menikah dengan Umrah ketika Umrah baru saja memeluk agama Islam. Umrah telah diceraikan dan dipulangkan kepada keluarganya.
11.  Zainab binti Khuzaimah
Zainab binti Khuzaimah meninggal dunia sewaktu nabi Muhammad s.a.w. masih hidup.
12.  Maria al-Qibthiya
Maria al-Qibthiya ialah satu-satunya istri Nabi yang berasal dari Mesir dan satu-satunya pula yang dengannya Nabi memperoleh anak selain Khadijah yakni Ibrahim namun sayangnya meninggal dalam usia 4 tahun
Motif Nabi Muhammad menikahi Maria karena motif politik. Budaya Raja dunia yang memberikan hadiah berupa budak ataupun wanita menjadi hal biasa sebagai bagian dari membangun sekutu ataupun hubungan antar negara. Sehingga Nabi Muhammad menikahi Maria untuk dakwah dan menerima hadiah dari Raja Mesir agar hubungan antar negara bisa baik dan islam bisa berkembang.
Disimpulkan bahwa Nabi Muhammad menikahi wanita arab memiliki pertimbangan rasional dan bisa dipertangung jawabkan. Kedudukan wanita arab yakni patriarchal atau posisi di marjinalkan atau diremehkan bahkan dijual belikan. Sehingga dengan menikahi merupakan upaya untuk mengangkat derajat wanita dalam kondisi saat itu. Pun Raja Raja saat itu memiliki Istri lebih dari 50. Khalid bin walid memiliki istri lebih dari 50. Ataupun Masyarakat Arab lainnya. Karena memang budaya memiliki istri banyak menunjukan status dan kedudukan seorang. Tidak ada motif hawa nafsu atau kelainan hiperseks seperti tuduhan orang orientalis kepada Islam.. Pernikahannya Nabi Muhammad dengan khadijah berlansung selama 25 tahun. Setelah Khadijah Meninggal Dunia Nabi Muhammad karena kondisi perjuangan dan memajukan islam menjadi logis karena motif melindungi janda, mengangkat derajat wanita dan motif politik ataupun untuk merubah budaya arab yang salah sehingga bisa dipertangung jawabkan.
Uncategorized

Permohonan Nabi Muhammad

Nabi Muhammad Memohonkan Syafaat Untuk Seluruh Umat

Syafaat Untuk Seluruh Umat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Saya adalah pemimpin semua orang pada hari kiamat. Tahukah kalian sebabnya apa? Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang akhir di suatu dataran tinggi. Mereka dapat dilihat oleh orang yang melihat dan dapat mendengar orang yang memanggil. Matahari dekat sekali dari mereka. Semua orang mengalami kesusahan dan penderitaan yang mereka tidak mampu memikulnya. Lantas orang-orang berkata, ‘Apakah kalian tidak tahu sampai sejauh mana yang kalian alami ini? Apakah kalian tidak memikirkan siapa yang dapat memohonkan syafaat kepada Rabb untuk kalian?’ Lantas sebagian orang berkata kepada sebagian lain, ‘Ayah kalian semua, Nabi Adam ‘alaihissalam’.

Mereka pun mendatangi beliau, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Adam! Engkau adalah ayah semua manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakanmu dengan kekuasaan-Nya dan meniupkan ruh-Nya ke dalam tubuhmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud, sehingga mereka pun bersujud kepadamu. Di samping itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan tempat tinggal kepadamu di surga. Sudilah kiranya engkau memohonkan syafaat kepada Rabbmu untuk kami? Bukankah engkau tahu apa yang kami alami dan sampai sejauh apa menimpa kami?’ Nabi Adam ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, Dia melarangku akan suatu pohon, tetapi saya berbuat maksiat. Diriku, diriku, diriku. Pergilah ke selain aku. Pergilah kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam’.

Lantas mereka mendatangi Nabi Nuh ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nuh! Engkaulah Rasul pertama di muka bumi ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebut dirimu hamba yang banyak bersyukur. Bukankah engkau mengetahui apa yang sedang kita alami sekarang? Sudilah kiranya engkau memohonkan syafaat kepada Rabbmu untuk kami?’ Nabi Nuh ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, saya mempunyai suatu dosa mustajab yang telah saya gunakan untuk mendoakan kebinasaan pada kaumku. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam’.

Kemudian mereka pun mendatangi Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, lalu mereka bertanya, ‘Wahai Ibrahim! Engkau adalah Nabi Allah dan kekasih Allah di antara penduduk bumi. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kami. Bukankah engkau telah mengetahui keadaan yang sedang kami alami?’ Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sesungguhnya saya pernah berdusta sebanyak tiga kali. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Musa ‘alaihissalam’.

Selanjutnya mereka mendatangi Nabi Musa ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Musa! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi keutamaan kepadamu dengan kerasulan dan kalam-Nya yang melebihi orang lain. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas Nabi Musa ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, saya pernah membunuh seorang manusia padahal saya tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Isa ‘alaihissalam’.

Setalah itu, mereka pun mendatangi Nabi Isa ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Isa! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya. Engkau dapat berbicara dengan orang-orang ketika masih dalam buaian. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas Nabi Isa ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya.’ Nabi Isa tidak menyebutkan dosa yang diperbuatnya. ‘Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam’.

Lalu mereka mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, selanjutnya mereka berkata, ‘Wahai Muhammad! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan penutup para nabi. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas saya berangkat hingga saya sampai di bawah Arsy. Kemudian saya bersujud kepada Rabbku. Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala ajarkan padaku pujian-pujian kepada-Nya serta keindahan sanjungan terhadap-Nya yang belum pernah Dia ajarkan kepada selain diriku. Lalu dikatakan, ‘Wahai Muhammad! Angkatlah kepadamu. Ajukanlah permohonan, niscaya permohonanmu dikabulkan. Mohonlah syafaat, pastilah akan diterima syafaatmu.’ Selanjutnya aku mengangkat kepalaku, lalu saya berkata, ‘Ummatku, wahai Rabbku, umatku wahai Rabbku, ummatku wahai Rabbku!’ Lantas dikatakan, ‘Wahai Muhammad! Masukkanlah umatmu yang tidak peru dihisab dari pintu surga ke sebelah kanan. Mereka juga sama dengan orang-orang lain di selain pintu tersebut.’ Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Demi Dzat yang mengauasai diriku, sesungguhnya jarak anara dua daun pintu dari beberapa daun pintu surga sama dengan jarak antara Mekah dan Hajar atau antara Mekah dan Bushra’.”

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Uncategorized

Nabi Muhammad Memohonkan Syafaat Untuk Seluruh Umat

Nabi Muhammad Memohonkan Syafaat Untuk Seluruh Umat

Syafaat Untuk Seluruh Umat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Saya adalah pemimpin semua orang pada hari kiamat. Tahukah kalian sebabnya apa? Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang akhir di suatu dataran tinggi. Mereka dapat dilihat oleh orang yang melihat dan dapat mendengar orang yang memanggil. Matahari dekat sekali dari mereka. Semua orang mengalami kesusahan dan penderitaan yang mereka tidak mampu memikulnya. Lantas orang-orang berkata, ‘Apakah kalian tidak tahu sampai sejauh mana yang kalian alami ini? Apakah kalian tidak memikirkan siapa yang dapat memohonkan syafaat kepada Rabb untuk kalian?’ Lantas sebagian orang berkata kepada sebagian lain, ‘Ayah kalian semua, Nabi Adam ‘alaihissalam’.

Mereka pun mendatangi beliau, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Adam! Engkau adalah ayah semua manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakanmu dengan kekuasaan-Nya dan meniupkan ruh-Nya ke dalam tubuhmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud, sehingga mereka pun bersujud kepadamu. Di samping itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan tempat tinggal kepadamu di surga. Sudilah kiranya engkau memohonkan syafaat kepada Rabbmu untuk kami? Bukankah engkau tahu apa yang kami alami dan sampai sejauh apa menimpa kami?’ Nabi Adam ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, Dia melarangku akan suatu pohon, tetapi saya berbuat maksiat. Diriku, diriku, diriku. Pergilah ke selain aku. Pergilah kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam’.

Lantas mereka mendatangi Nabi Nuh ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nuh! Engkaulah Rasul pertama di muka bumi ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebut dirimu hamba yang banyak bersyukur. Bukankah engkau mengetahui apa yang sedang kita alami sekarang? Sudilah kiranya engkau memohonkan syafaat kepada Rabbmu untuk kami?’ Nabi Nuh ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, saya mempunyai suatu dosa mustajab yang telah saya gunakan untuk mendoakan kebinasaan pada kaumku. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam’.

Kemudian mereka pun mendatangi Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, lalu mereka bertanya, ‘Wahai Ibrahim! Engkau adalah Nabi Allah dan kekasih Allah di antara penduduk bumi. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kami. Bukankah engkau telah mengetahui keadaan yang sedang kami alami?’ Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sesungguhnya saya pernah berdusta sebanyak tiga kali. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Musa ‘alaihissalam’.

Selanjutnya mereka mendatangi Nabi Musa ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Musa! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi keutamaan kepadamu dengan kerasulan dan kalam-Nya yang melebihi orang lain. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas Nabi Musa ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, saya pernah membunuh seorang manusia padahal saya tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Isa ‘alaihissalam’.

Setalah itu, mereka pun mendatangi Nabi Isa ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Isa! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya. Engkau dapat berbicara dengan orang-orang ketika masih dalam buaian. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas Nabi Isa ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya.’ Nabi Isa tidak menyebutkan dosa yang diperbuatnya. ‘Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam’.

Lalu mereka mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, selanjutnya mereka berkata, ‘Wahai Muhammad! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan penutup para nabi. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas saya berangkat hingga saya sampai di bawah Arsy. Kemudian saya bersujud kepada Rabbku. Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala ajarkan padaku pujian-pujian kepada-Nya serta keindahan sanjungan terhadap-Nya yang belum pernah Dia ajarkan kepada selain diriku. Lalu dikatakan, ‘Wahai Muhammad! Angkatlah kepadamu. Ajukanlah permohonan, niscaya permohonanmu dikabulkan. Mohonlah syafaat, pastilah akan diterima syafaatmu.’ Selanjutnya aku mengangkat kepalaku, lalu saya berkata, ‘Ummatku, wahai Rabbku, umatku wahai Rabbku, ummatku wahai Rabbku!’ Lantas dikatakan, ‘Wahai Muhammad! Masukkanlah umatmu yang tidak peru dihisab dari pintu surga ke sebelah kanan. Mereka juga sama dengan orang-orang lain di selain pintu tersebut.’ Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Demi Dzat yang mengauasai diriku, sesungguhnya jarak anara dua daun pintu dari beberapa daun pintu surga sama dengan jarak antara Mekah dan Hajar atau antara Mekah dan Bushra’.”

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)